Manusia Tapi Diperlakukan Seperti Anjing, Janda Dua Anak Dirantai dan Disiksa Kekasihnya, Kisah Pilu

Janda dua anak ini belum bisa melupakan tragedi penyiksaan yang dilakukan oleh pacarnya Maniur Poltak Sihotang.

Tribun Medan
Kondisi terkini Rina Simanungkalit, korban penganiayaan Maniur Sihotang, Minggu (25/4/2021) 

Setelah rantai dibuka, dia pun melarikan diri dari pintu depan dan melapor pada kepala lingkungan.

"Rantai itu juga diikatkan di lengan saya. Jadi kalau saya bergerak, dia tahu," katanya.

Setelah bertemu dengan kepala lingkungan, Rina pun berhasil diselamatkan.

Dari sana pula terungkap bahwa Maniur Poltak Sihotang ternyata turut menyiksa anak Rina.

Bahkan, putra Rina bernama Dian sempat diculik, lalu dianiaya dan ditendang dari lantai dua.

Menurut informasi, Maniur Poltak Sihotang ini diduga merupakan pecandu narkoba.

Sehingga, emosinya kerap meledak-ledak lantaran faktor narkoba yang digunakannya itu. 

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menyesalkan adanya tindakan penyiksaan dan penyekapan yang dilakukan seorang pria terhadap kekasihnya ini. 

Menurutnya, tindakan seperti itu sangat tidak bisa ditolerir lagi karena menyangkut hak perempuan untuk hidup aman.

Bahkan, ia mengatakan kalau kasus seperti di Medan masuk kategori kekerasan luar biasa karena bukan hanya menyiksa, tetapi menyekap korbannya.

"Oleh karena itu saya kira kekerasan yang sangat luar biasa ya. Sampai merantai, lalu memukul, menyundut api rokok dan sebagainya," kata Arist Merdeka Sirait saat dihubungi melalu telepon seluler pada Jumat (7/5/2021).

Selain mengalami luka fisik, ia mengatakan kalau korban pasti merasakan traumatis yang sangat luar biasa.

Menurutnya, pelaku yang yang berhasil ditangkap polisi itu seharusnya dikenakan pasal berlapis karena bisa saja melakukan kekerasan seksual terhadap korbannya.

"Karena ini merupakan perbuatan sangat keji dan diluar akal sehat manusia dan merupakan kejahatan luar biasa. Karena sekaligus melakukan tindakan pidana berlapis," ucapnya.

Selain itu, ternyata Arist juga menyoroti angka kekerasan terhadap perempuan yang ada di Sumatera Utara. Ia menyebutkan angka kekerasan berbasis gender di Sumut terus meningkat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved