Belasan Gadis Belia Ngaku Diintimi Pendiri SPI, Mayoritas Korban Siswi Tak Mampu

Korban yang masih berstatus siswa mulanya dipanggil oleh terduga pelaku. Terduga melakukan itu disertai dengan ancaman, janji dan rayuan.

Istimewa
Ilustrasi Siswi 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus dugaan persetubuhan anak di bawah umur oleh JE, pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) membuat heboh Kota Batu, Jawa Timur.

Warga tak menduga jika terduga pelaku bisa begitu tega melakukan perbuatan keji seperti itu, terlebih kepada murid yang tidak mampu.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan, kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh JE, pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Jawa Timur terhadap murid dilakukan secara terencana.

Tidak hanya sekali, Arist mengatakan, ada korban yang mengalaminya berkali-kali.

Karena itu, Arist menyebut kekerasan seksual itu sebagai serangan persetubuhan, bukan lagi perkosaan.

"Kalau dalam Undang-Undang Perlindungan Anak itu serangan persetubuhan. Jadi bukan perkosaan. Kalau perkosaan itu sampai tiga kali, kalau sampai 15 kali bukan perkosaan," katanya di Mapolres Batu, Rabu (9/6/2021).

Arist mengatakan, kekerasan seksual tersebut terjadi secara terencana.

Korban yang masih berstatus siswa mulanya dipanggil oleh terduga pelaku.

Terduga melakukan itu disertai dengan ancaman, janji dan rayuan.

"Panggilnya (korban) satu-satu itu berarti perencanaan. Itu berarti serangan kekerasan seksual atau persetubuhan dengan ancaman dengan tekanan dan ada bujuk rayu di situ dan dijanji," katanya. 

Janji diberikan tanah hingga pekerjaan Janji itu berupa pemberian tanah dan pekerjaan yang layak.

Sebab, rata-rata siswa di sekolah itu berasal dari keluarga tidak mampu.

"Karena dia berasal dari keluarga miskin dijanjikan tanah, misalnya supaya dapat tanah, supaya dapat pekerjaan yang layak dan sebagainya. Itu dijanjikan tapi itu tidak ada," jelasnya.

Tidak hanya itu, kekerasan seksual itu juga dilakukan dengan memanfaatkan relasi kuasa.

Sebagai pendiri, terduga pelaku merupakan sosok yang disegani di lingkungan sekolah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved