Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Korea Utara Dikabarkan Genting, Namun WHO Tak Tahu Kondisi Covid-19 di Negara Kim Jong Un Itu

Begitu tertutupnya Korea Utara. Sampai-sampai WHO tak tahu kondisi Covid-19 dinegara Kim Jong Un. Padahal dikabarkan genting

Editor: Budi Rahmat
AFP
Pendukung Korea Utara menyaksikan pidato Kim Jong-un di televisi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Begitu tertutupnya Korea Utara, sampai-sampai Badan Kesehatan Dunia (WHO0 sama sekali tidak mendapatkan laporan terkait dengan kondisi pandemi Covid-19 di negara tersebut.

Padahal nyata-nyata pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un mengabarkan kondisi yang darurat di negaranya.

Namun meskipun dalam kondisi yang 'genting' perihal kesehatan warganya, namun Korut belum ada memberikan laporan apapaun kepada WHO.

Kenyataan tersebut yang kemudian snagat disayangkan oleh WHO.

Baca juga: Kim Jong Un Ngamuk, Pandemi Covid-19 Melanda Korea Utara, Sejumlah Pemimpin Partai Disalahkan

Baca juga: Cari-cari Masalah dengan Korea Utara, Negara Joe Biden Kena Semprot, Korut sebut AS Buang Waktu

Bahkan WHO mengaku hanya mendapatkan segelntir informasi terkiat bagaimana situasi di Korut dari media massa.

Apa yang terjadi sebenarnya di Korea Utara

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku sejauh ini tidak tahu kondisi Covid-19 di Korea Utara.

Sementara Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menggambarkan negaranya mengalami kemalangan luar biasa, yang berpotensi membahayakan perjuangan bangsanya menjaga Covid-19 di luar perbatasan yang dijaga ketat.

"WHO tidak mengetahui adanya laporan mengenai insiden serius yang dapat membahayakan tindakan anti-epidemi, selain yang dibagikan oleh media," kata juru bicara WHO kepada Newsweek dilaporkan Rabu (30/6/2021).

“Berdasarkan update terbaru Covid-19 dari pemerintah ke WHO (per 24 Juni), masih belum ada kasus Covid-19 yang dilaporkan di Korea Utara,” tambah juru bicara itu.

Korea Utara adalah satu dari hanya lima negara di dunia yang masih melaporkan nol kasus Covid-19. Negara lainnya ada sesama otoriter Asia Turkmenistan, dan negara-negara kepulauan Nauru, Tonga, dan Tuvalu.

Tetapi kekhawatiran muncul bahwa status tanpa kasus ini mungkin dalam bahaya, setelah Kim mengecam para pejabatnya dalam pertemuan partai yang berkuasa minggu ini.

Menurut Korean Central News Agency, Kim menyebut pejabat senior yang bertanggung jawab atas urusan utama negara telah mengabaikan pelaksanaan keputusan penting Partai.

Mereka dituding melanggar langkah-langkah yang ditentukan terkait krisis kesehatan di seluruh dunia.

Pengabaian itu diduga menyebabkan “masalah krusian yang menciptakan krisis besar dalam keamanan negara dan keselamatan rakyat dengan konsekuensi serius."

Baca juga: Korea Utara Dilanda Krisis Sekilo Pisang Dihargai Rp 650.000, Kim Jong Un Mengaku Sedang Sulit

Baca juga: Wahai Para ARMY, Fans BTS Korea Utara Akan Dimatikan Sama Kim Jong Un Karena Merupakan Kanker Ganas

Kim tidak merinci sifat atau ruang lingkup insiden tersebut, tetapi mengidentifikasi apa yang dilihatnya sebagai faktor yang menyebabkannya.

Dia menganalisis faktor utama yang menghambat pelaksanaan tugas-tugas itu adalah kurangnya kemampuan dan tidak bertanggung jawab kader. Dia pun menyerukan untuk melakukan tindakan yang lebih keras.

Kekhawatiran akan Covid-19 Korea Utara sebelumnya muncul dari media di negara tetangga Korea Selatan.

Laporan itu mengutip sumber anonim, yang menuduh bahwa Covid-19 mungkin telah memasuki Korea Utara beberapa waktu lalu.

Namun, kontrol ketat negara terhadap arus informasi telah membuat sulit untuk membedakan kebenaran klaim tersebut.

Apa yang diketahui adalah bahwa tindakan penguncian dan karantina yang ketat tetap berlaku di seluruh Korea Utara.

Efek pandemi yang berkepanjangan di negara itu telah memperburuk situasi ekonomi yang sudah sulit. Kim sendiri menyampaikan negara itu mungkin dalam bahaya kelaparan.

Ditanya tentang penyebutan Kim tentang "krisis besar" Korea Utara selama konferensi pers Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin memuji hubungan antara Beijing dan Pyongyang.

"China dan Korea Utara adalah tetangga bersahabat yang dihubungkan oleh gunung dan sungai. Kami menghormati langkah-langkah anti-epidemi yang telah dilakukan Korea Utara berdasarkan realitas nasionalnya dan berharap kemajuannya lancar dalam semua upayanya," katanya.

Baca juga: Kim Jong Un Kembali Menghilang, Kesehatan Pemimpin Korea Utara Itu jadi Misteri, Ada Apa?

Dan dia menekankan komitmen berkelanjutan China untuk mendukung Korea Utara. Menurutnya, Beijing dan Pyongyang memiliki tradisi panjang untuk saling membantu pada saat dibutuhkan.

"China siap untuk secara positif mempertimbangkan memberikan bantuan kepada Korea Utara jika ada kebutuhan seperti itu."

Demikian informasi terkiat dengan kondisi di Korea Utara yang sama sekali tidak diketahui oleh WHO. (*)

Sumber Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved