Dibantu Amerika Serikat Membasmi ISIS-K, Taliban Marah Merah Besar, Ternyata ini Masalahnya
BUkannya senang, Taliban malah marah ketika AS membantu membasmi kelompok ISIS-K yang telah menebar teror di Afganistan. Ternyata ini penyebabnya
TRIBUNPEKANBARU.COM- Diabntu Amerika Serikat untuk membasmi ISIS-K atau ISIS Khorosan, Taliban malah mengutuknya.
ISIS-K merupakan musuh Talibann yang kini mulai melakukan serangkaian aksi teror di Afganistan.
Terbaru mereka melakukan bom bunuh diri hingga menewaskan ratasaun orang termasuk militer Amerika Serikat.
Tentu saja keberadaan ISIS-K membuat Taliban semakin marah.
Baca juga: Tak Menunggu Lama, Joe Biden Buktikan Marahnya pada ISIS-K, Ini Akibatnya
Sebab Taliban datang dengan membawa pesan damai dan ingin membangun pemerintahan yang baru di Afganistan.
Dengan keberadaan ISIS-K sama saja membuat teror yang tidak menjadikan negara aman.
Nah, ISIS-K juga menjadi buruan Amerika Serikat setelah 13 tentara AS tewas oleh bom bunuh diri ISIS-K.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dengan tegas mengatakan akan memburu pelakunya.
Perkataan Biden tersebut mendapat tanggapan dari Pentagon.
Hanya hitungan hari saja dua orang penting ISIS-K tewas di tangan drone AS.
AS JUga menghancurkan sebuah mobil yang berisi bom yang akan dibawa oleh ISIS-K.
IKut campur AS membasmi ISIS-K tenryata mendapat kritikan tajam dari Taliban.
Baca juga: Pentolan ISIS-K Tewas, Taliban Kutuk Serangan Drone Amerika Serikat di Nangarhar, Afghanistan Timur
Teryata ini Masalahnya
Militer Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi telah melakukan serangan pesawat tak berawak pada Minggu (29/8/2021), dan berhasil menghancurkan kendaraan ISIS-K penuh bahan peledak yang akan menuju bandara Kabul.
"Pasukan militer AS melakukan serangan udara tak berawak di atas cakrawala hari ini di sebuah kendaraan di Kabul, dan menghilangkan ancaman ISIS-K yang akan segera terjadi di bandara Internasional Hamad Karzai," juru bicara Komando Pusat AS Kapten Angkatan Laut Bill Urban menulis dalam sebuah pernyataan melansir CNN
Pasukan AS berlomba menyelesaikan operasi evakuasi mereka sebelum batas waktu Selasa (31/8/2021). Namun upaya itu dihadapkan dengan ancaman serangan teror baru di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul.
Sebuah bom bunuh diri di luar gerbang bandara pada Kamis (26/8/2021) menewaskan 13 anggota layanan AS dan sedikitnya 170 lainnya.
Serangan pesawat tak berawak Minggu (29/8/2021) menyasar kendaraan adalah operasi kedua pasukan AS yang menargetkan kelompok teror ISIS-K dalam waktu tiga hari.
"Kami yakin berhasil mencapai target. Ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak." seperti dikutip dari Kmpas.com
Taliban, yang sekarang menguasai Afghanistan, mengutuk serangan itu pada Minggu (29/8/2021) malam, dengan mengatakan AS telah melanggar kedaulatan negara itu.
Baca juga: Begini Jawaban Taliban Ketika Ditanya Sosok Wanita yang Masuk ke Dalam Kabinet yang Baru
Bilal Kareemi, juru bicara Taliban, mengatakan kepada CNN bahwa "tidak benar melakukan operasi di wilayah lain".
AS menurutnya seharusnya memberi tahu Taliban. "Setiap kali AS melakukan operasi seperti itu, kami mengutuk mereka," katanya.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi lokasi serangan berada di lingkungan Khaje Bughra di Kabul.
Kendaraan yang menjadi sasaran AS dalam serangan udara pada Minggu (29/8/2021) di Kabul itu berada di sebelah sebuah gedung dan berisi satu pembom bunuh diri, kata seorang pejabat AS kepada CNN.
Masih belum jelas apakah kendaraan itu dimaksudkan sebagai bom mobil, atau apakah pelaku bom bunuh diri menggunakannya untuk transportasi.
"Itu dimuat (bahan peledak) dan siap untuk pergi," kata pejabat AS itu kepada CNN.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa menurut laporan awal, targetnya adalah kendaraan yang diyakini berisi beberapa pelaku bom bunuh diri.
Baca juga: Joe Biden Ultimatum Akan Ada Serangan kepada ISIS: Terjadi pada 24 - 36 Jam ke Depan
“Ancaman itu juga bisa berupa bom mobil atau seseorang dengan rompi bunuh diri,” katanya, mengutip laporan awal.
Urban mengatakan pada Minggu (29/8/2021) sebelumnya bahwa militer AS sedang "menilai kemungkinan korban sipil, meski pihaknya mengaku tidak memiliki indikasi itu saat ini.
Juru bicara Komando Pusat AS itu juga mengatakan akan tetap waspada terhadap potensi ancaman di masa depan.
(Tribunpekanbaru.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/zabihullah-mujahid-kiri-memberi-isyarat-saat-dia-berbicara-selama-konferensi-pers.jpg)