Viral, Pegawai KPI Depresi Berat Dibully Teman Sekantor 5 Tahun,Tulis Surat ke Jokowi, Ini Kisahnya
Depresi berat dibully teman sekantor selama 5 tahun dan tidak ada tindakan dari atasan membuat pegawai KPI mengadu ke Presiden Jokowi lewat surat
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Depresi berat dibully teman sekantor selama 5 tahun dan tidak ada tindakan dari atasan membuat pegawai KPI menulis surat ke Presiden Jokowi mengadukan nasibnya.
Pegawai di Kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berinisial MS mengaku menderita stres berkepanjangan dan trauma psikis berat.
Pria itu dinyatakan mengidap PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Hal itu diceritakan oleh MS dalam surat bertema Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat Dirundung dan Dilecehkan di KPI, Saya Trauma Buah Zakar Dicoret Spidol oleh Mereka.
Pegawai kontrak itu mengaku dirundung sejak tahun 2012 oleh beberapa oknum pegawai.
Hingga tahun 2016, MS alami stres berkepanjangan.
Bhakan, akibat mentalnya menderita, fisiknay pun jadi sering sakit.
Hal itu membuat keluarga MS sedih karena ia sering tiba-tiba menggebrak meja tanpa alasan dan berteriak tanpa sebab.
"Saat ingat pelecehan tersebut, emosi saya tak stabil, makin lama perut terasa sakit, badan saya mengalami penurunan fungsi tubuh, gangguan kesehatan," ungkap MS dalam suratnya yang diterima Rabu (1/9/2021).
Akhirnya pada Juli tahun 2017, MS ke Rumah Sakit PELNI untuk Endoskopi.
Berdasarkan hasilnya disimpulkan MS mengalami hipersekresi cairan lambung akibat trauma dan stres.
Kemudian pada tahun 2017, karena berobat ke dokter penyakit dalam tak kunjung sembuh, berdasarkan saran keluarga akhirnya MS ke Psikiater di RS Sumber Waras.
Dari Psikiater, MS diberi obat penenang selama satu minggu.
Sepanjang 2018, karena tidak kuat dibully dan dimaki, usai tugas kantor selesai, MS sering menyendiri di musala hanya untuk menangis.
Kadang MS pulang ke rumah di jam kerja hanya untuk menghindari perundungan yang tak sanggupnya ditanggungnya.
"Mereka terus merundung dengan kata-kata kotor dan porno seolah saya bahan hiburan mereka,"tuturnya.
Namun setiap MS pulang ke rumah, ia kerap dimarahi ibunya agar bekerja sampai tuntas hingga MS akhirnya terpaksa kembali ke kantor.
Karena MS sering menyendiri ke musala, para pelaku memfitnahnya telah meninggalkan pekerjaan.
"Padahal saya trauma oleh kebejatan mereka dan tugas kantor selalu saya selesaikan dengan baik," tuturnya.
Adukan ke Pimpinan
Akhirnya di tahun 2019 MS adukan kejadian itu ke pimpinan kantor. Ia pun dipindah ke ruangan dan tim yang bisa membuatnya lebih nyaman.
Namun sejak pengaduan itu, para pelaku mencibir MS sebagai manusia lemah dan si pengadu.
Parahnya, pihak KPI Pusat sama sekali tak memberi sanksi kepada oknum pegawai.
Hal itu membuat oknum pegawai tetap menindas MS dengan kalimat lebih kotor.
"Bahkan pernah tas saya di lempar keluar ruangan, kursi saya dikeluarkan dan ditulisi bangku ini tidak ada orangnya," ujar MS.
Korban mengaku kecewa dengan perundungan yang terjadi selama bertahun tahun di lingkungan kerja. Apalagi para pelaku sama sekali tak tersentuh.
"Saya makin stres dan frustasi. Akhirnya berdasarkan saran keluarga, saya konsultasi ke psikolog di Puskesmas Taman Sari. Hasilnya, saya divonis mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)," ungkapnya.
Dalam keterangannya MS mengaku sudah mencoba melaporkan kejadian ini ke Polsek Gambir di tahun 2019 dan tahun 2020. Namun pihak kepolisian menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dengan pihak kantor.
Wartakotalive.com mencoba mengkonfirmasi hal itu ke Kapolsek Gambir AKBP Budiarta terkait hal tersebut.
Namun sampai berita ini dimuat, telepon dan pesan singkat yang dikirimkan belum kunjung dibalas.
Wartakotalive.com juga mencoba konfirmasi hal tersebut ke Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, namun pesan dan telepon yang dikirimkan juga belum kunjung dibalas.
Tanggapan Pimpinan KPI Pusat
Ketua KPI Pusat Agung Suprio saat dihubungi, Rabu (1/9/2021) memberi tanggapan terkait kasus perundungan yang jadi viral itu.
Terduga pelaku bullying dan pelecehan seksual terhadap karyawan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berinisial MS, diketahui masih bekerja di instansi tersebut.
Oleh karenanya, KPI memanggil mereka untuk menjalani pemeriksaan, Kamis (2/9/2021).
"Masih, masih di KPI, akan kami panggil terduga pelakunya itu," kata Ketua KPI Pusat Agung Suprio saat dihubungi, Rabu (1/9/2021).
Dalam pemanggilan terduga pelaku, kata Agung, pihaknya tidak akan menggabungkannya dengan pemanggilan terduga korban berinisial MS.
"Ya enggak, enggak (dipertemukan), terpisah (pemanggilannya)," tutur Agung.
Adapun para pihak yang rencana akan dipanggil, Kamis (2/9/2021), yakni seluruh karyawan atau terduga pelaku yang disebutkan MS dalam rilis resminya.
Terhitung dalam rilis tersebut ada 7 nama terduga pelaku yang melakukan pelecehan asusila berdasar perundungan.
"Itu yang disebut dalam rilis, (yang disebarkan korban), iya kami akan panggil besok," tukasnya.
Dalam rilis yang disebarkan MS, diketahui ada 7 nama terduga pelaku yang semuanya pria.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dirundung Teman Sekantor di KPI 5 Tahun, Pegawai Ini Trauma Berat dan Tulis Surat ke Presiden Jokowi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-anak-dibully-help_20150521_153552.jpg)