Hakim Wanita Afghanistan Diburu Para Pria Napi Yang Dibebaskan Oleh Taliban
Dua wanita hakim Mahkamah Agung ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal pada Januari.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang hakim wanita Afghanistan menjadi buruan Napi yang dibebaskan oleh milisi Taliban.
Para Napi yang mengejarnya adalah pria-pria yang ia jebloskan ke penjara.
Kini hakim tersebut aman di Eropa setelah melarikan diri dari Kabul.
menggambarkan bagaimana dia diburu oleh pria yang pernah dia penjarakan tapi dibebaskan oleh milisi Taliban, ketika mengambil alih negara itu.
"Empat atau lima anggota Taliban datang dan bertanya kepada orang-orang di rumah saya: 'Di mana hakim wanita ini?' Itu adalah orang-orang yang saya masukkan ke penjara," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara dari lokasi yang dirahasiakan, meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Afghanistan memiliki sekitar 250 hakim wanita.
Beberapa berhasil melarikan diri dalam beberapa pekan terakhir, tetapi sebagian besar tertinggal dan masih berusaha keluar dari Afghanistan, kata rekan dan aktivis internasional yang telah membentuk jaringan dan bekerja sepanjang waktu untuk membantu mereka melarikan diri.
Militan, yang meraih kekuasaan bulan lalu ketika Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya, melarang perempuan dari sebagian besar pekerjaan seperti saat terakhir mereka memerintah negara itu 20 tahun lalu.
Pada konferensi pers tak lama setelah mereka merebut Kabul pada 15 Agustus, seorang juru bicara Taliban mengatakan hak-hak perempuan akan dilindungi sesuai dengan hukum Islam.
Mereka juga akan diizinkan untuk bekerja di sektor-sektor penting masyarakat, katanya.
Kekuatan Barat mengatakan mereka siap untuk terlibat dengan Taliban, tetapi ingin melihat tindakan - bukan hanya janji - untuk melindungi hak asasi manusia (HAM) di Afghanistan.
Perempuan yang bekerja di bidang hukum telah menjadi target tingkat tinggi sebelumnya.
Dua wanita hakim Mahkamah Agung ditembak mati oleh pria bersenjata tak dikenal pada Januari.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada saat itu bahwa kelompoknya tidak terlibat.
Sekarang, Taliban membebaskan tahanan di seluruh negeri, yang "benar-benar membahayakan nyawa hakim perempuan," kata hakim Afghanistan itu melansir Reuters pada Jumat (3/9/2021).