Kabur dari Taliban, Ayesha Khan: Saya Perempuan Muslim & Tidak Mengenakan Jilbab serta Menyanyi
Interpretasi ketat Taliban tentang Islam melarang musik dimainkan di atas panggung, dan sebagian besar bentuk ekspresi artistik, kecuali yang bersifat
"Mereka tidak bisa pergi ke mana-mana, bahkan di jalanan depan rumah mereka sendiri. Mereka sangat patah hati, dan hancur," katanya.
"Bukan keputusan yang mudah untuk memberikan wawancara dalam situasi saat ini, tetapi saya ingin berbicara untuk semua teman dan seniman lain yang tinggal di bawah ancaman di Afghanistan," imbuhnya.
Ia ingin mengirim pesan kepada Taliban, bahwa Afghanistan adalah "milik semua orang Afghanistan".
"Afghanistan bukan milik Taliban. Taliban harus mengizinkan perempuan Afghanistan untuk hidup dengan hormat dan bermartabat dan dengan hak-hak dasar mereka."
Ayesha juga memiliki pesan untuk dunia.
"Orang-orang seusia saya merasa sangat tidak terlindungi dan oleh karena itu saya dengan rendah hati meminta dunia untuk berdiri membantu kami mendapatkan kebebasan kami kembali."
Setelah wawancara dengan BBC berakhir, Ayesha menangis lagi. Kemudian ia mulai bernyanyi dalam bahasa Urdu.
Tekad Ayesha mewakili satu generasi pemuda Afghanistan berbakat yang menolak untuk kembali ke era kegelapan.
( Tribunpekanbaru.com / Kompas )