Gatot Nurmantyo Sebut Ada Komunis di Tubuh TNI, Ngabalin: Ada Agenda Apa Lagi
Ia mengatakan, sebagai institusi, TNI selalu mempedomani, faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.
Hadi menganggap pernyataan Gatot sebagai nasihat senior bagi prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar sejarah kelam tidak kembali terjadi.
Ia mengatakan, sebagai institusi, TNI selalu mempedomani, faktor mental dan ideologi merupakan sesuatu yang vital.
Baca juga: Segera Bebas, Napi Mantan Teroris Bom Bali Jadi Raja Gombal, Umar Patek Bikin Istrinya Klepek-klepek
Baca juga: Promo Indomaret Hari Ini Selasa 29 September, Dapat 2 Aneka Biskuit & Minuman SetelahTambah Rp2.000
Menurutnya, pengawasan intensif baik terhadap radikal kiri, radikal kanan, maupun radikal lainnya secara eksternal dan internal selalu menjadi agenda utama.
Hadi juga menyatakan tidak mau berpolemik terkait hal tersebut.
Hal itu karena menurutnya isu tersebut tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.
"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah."
"Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat."
"Dan sebenarnya masalah ini sudah diklarifikasi oleh institusi terkait," ujarnya, Senin (27/9/2021), seperti diberitakan Tribunnews.com.
Baca juga: Perhatian, Simak Tata Tertib SKD CASN Pemko Pekanbaru 2021, Terlambat Masuk Bisa Dianggap Gugur
Baca juga: Majikan Gatel, Ngintip Pembantu yang Lagi Tanpa Busana, Akhirnya Begini yang Terjadi
Diketahui, Gatot Nurmantyo menyatakan bukti komunis masih ada di Indonesia, terkhusus di institusi TNI dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).
Barang-barang yang dihilangkan, menurut Gatot, adalah yang berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad, betapa diorama yang ada di Makostrad," ujarnya dalam acara webinar TNI Vs PKI pada Minggu (26/9/2021).
"Dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu."
"Di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI, di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," sambung Gatot.
( Tribunpekanbaru.com / Tribunnews )
