Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gunakan Kaleng Cat, Kakek di Sumbar Berhasil Selamatkan Diri dari Setelah Digigit Beruang Madu

Kakek 67 tahun bernama Ali Amran menderita luka parah karena keganasan beruang madu di di Kabupaten Pesisir Selatan

Editor: Ariestia
tribunpekanbaru/theorizky
Kakek 67 tahun bernama Ali Amran menderita luka parah karena keganasan beruang madu di di Kabupaten Pesisir Selatan. FOTO ILUSTRASI: Seekor beruang madu. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kakek 67 tahun bernama Ali Amran menderita luka parah karena keganasan beruang madu di di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono menjelaskan, Korban diserang beruang ketika pulang dari ladangnya.

Sedangkan lokasinya berada di Nagari Kapelgam Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).

Akibatnya korban mengalami mengalami luka bekas gigitan di kaki sebelah kiri.

Beruntung korban masih selamat dengan memukul satwa bernama ilmiah Helarctos malayanus ini menggunakan kaleng cat yang dibawa.

"Alhasil dari upaya korban tersebut, korban bisa menyelamatkan diri dari serangan beruang tersebut dan luka atas gigitan tersebut korban mendapatkan 50 jahitan," kata Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono, Selasa (28/9/2021).

Ardi Andono mengatakan, pihaknya telah turun melakukan verifikasi dan investigasi untuk melakukan penanganan konflik ini.

"Tim bergerak ke lokasi kejadian pada Jumat (24/9/2021) dengan melakukan koordinasi dengan pemerintahan nagari setempat," katanya.

Selanjutnya pihaknya bersama masyarakat melakukan penghalauan dengan bunyi-bunyian menggunakan meriam karbit.

Selain itu, juga dilakukan penyisiran bersama-sama di sekitar lokasi kejadian dan lokasi kemunculan beruang yang diinfokan masyarakat.

Hal itu dilakukan untuk melihat apakah ada bekas jejak dan cakaran dari beruang.

Menurut Ardi, tim penanganan konflik dari RKW Pesisir Selatan juga mendatangi rumah korban.

"Sampai dengan hari Senin (27/9/2021) kami masih melakukan monitoring pasca-penanganan konflik," katanya.

Ia berharap, masyarakat untuk dapat membuat alat bunyi-bunyian seperti meriam karbit.

Sebab hal tersebut biasanya cukup efektif dalam penghalauan atau pengusiran satwa liar berupa beruang agar menjauh dan masuk ke dalam habitatnya lagi.

(TribunPadang.com/Tribunnews.com)

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved