Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Harga Sawit Meroket Tapi Pupuk Dibanderol Selangit Bikin Petani Menjerit, Anggota DPR RI Meradang

Di tengah kenaikan harga sawit pekan ini yang meroket, di sisi lain pupuk dibanderol selangit, petani menjerit bikin anggota DPR RI Achmad meradang

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM/NASUHA NASUTION
Anggota DPR RI asal Riau, Drs H Achmad MSi soroti harga pupuk yang selangit meski harga TBS sawit meroket. 

"Dari informasi kami kumpulkan, harga pupuk naik sudah dari produsen bukan dimainkan distributor,” ujarnya.

“Alasan mereka terjadi kenaikan harga bahan baku yang sebagian besar diimpor. Pertanyaan kami, bahan baku apa yang naik?" imbuh Achmad dengan nada bertanya.

Tidak hanya di Riau, di daerah lain seperti laporan petani Sumut, harga pupuk NPK naik menjadi Rp11.000/kg.

Di Mukomuko, Bengkulu, harga KCL semula tertinggi Rp 280 ribu per sak, sekarang sudah mencapai Rp 490 ribu per sak dan pupuk urea sudah mencapai Rp 390 ribu per saknya.

Sementara itu di Kalimantan Selatan, harga pupuk NPK formula 15-15-15 juga naik antara Rp7.500-Rp8.500/kg.

Achmad menjelaskan kenaikan harga pupuk tentunya meningkatkan biaya produksi (HPP).

Biaya pemupukan ini di perkebunan kelapa sawit menyerap 60% dari total rata-rata biaya produksi. Berat memang.

Kenaikan pupuk ini, sudah terjadi sejak Februari 2021, trendnya cenderung selalu naik setiap bulan.

Achmad juga menyampaikan, terkait persoalan tersebut, ia akan mempertanyakan ke beberapa produsen pupuk terkhusus ke BUMN.

Meskipun dari informasi yang beredar bahwa, seperti dari produsen pupuk Wilmar/Sentana (Pupuk Mahkota), Pupuk Kaltim dan Petrokimia, semua mengatakan kenaikan harga dikarenakan naiknya harga bahan baku dari luar negeri.

"Pupuk kimia yang mereka produksi sekarang bahan bakunya sebagian besar berasal dari impor. Pertanyaannya apakah demikian? Apakah Dollar naik,"ujarnya.

Dari pantauannya di lapangan, memang kenaikan harga TBS bulan Juli sangat tidak berarti bagi petani sawit, sekalipun harga TBS naik secara signifikan.

Di mana setiap kenaikan harga TBS Rp.100/Kg, maka kenaikan itu akan di ikuti oleh naiknya harga pupuk sebesar Rp 75/kg.

Selama bulan Juli di Riau, kenaikan harga TBS rata-rata Rp 300/Kg.

Artinya kenaikan itu hanya menyisakan Rp.75/kg ke petani.

Achmad mengungkapkan, kenaikan harga pupuk ini juga berlangsung di semua provinsi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved