Beda Dengan Sukmawati, Soekarno: Aku Menemukan Sendiri Islam Pada Usia 15 tahun

Berbeda dengan Sukamwati, Soekarno, ayah dari Sukamwati menemukan Islam setelah berusia 15 tahun. Soekarno pun mendalami Islam di dalam penjara

Istimewa
Soekarno atau Bung Karno menunaikan Sholat 

"Ketika aku berada di penjara, aku menemukan Islam dengan sungguh-sungguh dan benar. Di dalam penjaralah aku menjadi penganut Islam yang sebenarnya,"

Sel penjara yang sempit memberikan waktu banyak bagi Putra Fajar itu untuk mengkaji Alquran.

Di usia 28 tahun, Soekarno mengungkapkan jika dirinya semakin mengenal Islam dan Allah SWT.

"Segala sesuatu bagiku adalah Insya Allah - kalau Tuhan menghendaki," ucapnya.

Tak adanya pasokan buku-buku berbau politis ke dalam penjara, dimanfaatkan oleh Soekarno untuk lebih banyak mengkaji Alquran. 

"Sekarang aku memahami Tuhan bukanlah suatu pribadi. Aku menyadari Tuhan tiada terhingga, meliputi seluruh alam. Maha Kuasa, Maha Ada. Tidak hanya di sini dan di sana, tetapi di mana-mana. Dia hanya satu- Tuhan ada di atas puncak gunung, di angkasa, di balik awan, di atas bintang-bintang yang kulihat setiap malam. Dia tidak bisa dibagi. Ketika kenyataan ini muncul dalam diriku, aku sadar bahwa aku tidak perlu takut lagi, karena tuhan tidak lebih jauh dari kesadaranku,"

"Aku hanya perlu masuk ke relung hatiku untuk menemui-Nya. Aku sadar, aku selalu dilindungi-Nya untuk mengerjakan sesuatu yang baik dan Dia-lah yang memimpin setiap langkahku menuju kemerdekaan,"

Setelah lebih mendalam mempelajari Islam dan menggenal Allah SWT dari balik jeruji besi di Penjara Sukamiskin, Soekarno tak berhenti untuk terus mengkaji Islam.

Saat diasingkan di Kota Ende Kepulauan Flores, Soekarno semakin dalam mengkaji Islam.

Ia pun memasukan Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Di penjara, Soekarno banyak membaca tentang hadis dari para perawi shahih seperti Bukhari atau Muslim.

Dari para perawi tersebut ia menemukan Islam sejati. 

“Saya perlu kepada Bukhari atau Muslim itu karena di situlah dihimpun hadis-hadis sahih. Walaupun dari keterangan salah seorang pengamat Islam bangsa Inggris, di Bukhari pun masih terselip hadis-hadis yang lemah. Dia pun menerangkan, bahwa kemunduran Islam, kekunoan Islam, kemesuman Islam, ketakhayulan orang Islam banyaklah karena hadis-hadis lemah itu yang sering lebih laku daripada ayat-ayat Alquran. Saya kira anggapan ini adalah benar," tulisnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved