Berita Siak
Bupati Siak Lepas Peserta Bersepeda Napak Tilas Sejarah Perang Guntung
Bupati siak Alfedri bersepeda memperingati 262 tahun perang Guntung, yakni perang pasukan Tengku Buwang Asmara dengan Belanda di Selat Guntung
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Puluhan orang mengikuti kegiatan bersepeda dari Mempura ke Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh, Sabtu (6/10/2021). Kegiatan tersebut dilepas Bupati Siak Alfedri di lokasi start, Kampung Tengah, Kecamatan Mempura.
Peserta gowes dalam rangka bapak tilas dan jelajah sejarah ini diikuti oleh puluhan orang, baik dari kalangan pejabat maupun dari kalangan masyarakat dan komunitas sepeda.
Kegiatan bersepeda ini dibagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok perempuan dan kelompok laki-laki.
Kelompok perempuan langsung dipimpin istri Bupati Siak, yakni Rasidah Alfedri.
Sedangkan kelompok laki-laki yang berada pada barisan belakang, dipimpin langsung Bupati Siak Alfedri.
“Kegiatan ini dalam rangka menggaungkan sejarah perlawanan Sultan Siak II kepada kolonial Belanda, yakni Tengku Buwang Asmara yang bergelar Sultan Mahmud Abdul Jalil Muzaffarsyah,” kata Alfedri.
Ia menjelaskan,kegiatan bersepeda yang menempuh jarak 60 kilometer lebih ini finish di halaman Masjid Alhidayah Kampung Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh.
Kegiatan ini sekaligus memperingati 262 tahun peristiwa perang Guntung, yakni perang pasukan Tengku Buwang Asmara dengan Belanda di Selat Guntung.
Kegiatan ini juga mendukung upaya pengusulan Tengku Buwang Asmara menjadi pahlawan nasional.
"Kegiatan ini dilaksanakan agar kita dan masyarakat Kabupaten Siak mengingat kembali perjuangan Sultan Siak II Tengku Buwang Asmara atas keberaniannya perang melawan Belanda yang terjadi di Selat Guntung sekitar tahun 1759," kata dia.
Pada masa kepemimpinan Tengku Buwang Asmara di Kerajaan Siak, terjadi puncak perlawanan Kerajaan Siak dengan Belanda yang diberi nama Perang Guntung 1.
Untuk menjaga keselamatan pemerintahannya, Sultan memindahkan pusat Kerajaan dari Buantan ke Mempura Besar pada tahun 1750 silam.
Ia juga menyebutkan untuk mengusulkan Sultan Siak II sebagai pahlawan nasional butuh proses yang panjang.
Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Kabupaten Siak, saat ini sedang menyiapkan dokumen, lukisan Tengku Buwang Asmara dan dalam waktu dekat akan mengelar seminar nasional.
"Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar, peserta gowes bersemangat, masyarakat Sabak Auh pun antusias mengikuti kegiatan ini. Mari bersama-sama kita dukung Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional," kata Alfedri.
