OPINI - Penyebab Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris Kuliah Lagi ke Program Studi Lain
Penyebab sarjana pendidikan Bahasa Inggris kuliah lagi ke program studi lain alias tidak linear, pengalaman ini berawal dari penulis mengerjakan tugas
Bagi yang tdak melanjutkan kuliah dengan program studi yang berbeda bekerja sebagai pustakawan dan operator di sekolah tersebut.
Kedua penulis memandang bahwasanya peluang bagi lulusan pendidikan Bahasa Inggris menjadi berkurang atau sedikit kalau ingin juga tetap mengajar di sekolah baik itu sekolah negeri atau sekolah swasta.
Semenjak masih SMA sederajat sudah mempunya rencana ingin menjadi guru Bahasa Inggris tetapi di tengah perjlanan dalam dunia kerja berubah menjadi guru wali kelas.
Yang ketiga adalah berapa banyak waktu, biaya dan tenaga yang telah dihabiskan untuk kuliah lagi.
Tetapi mau bilang apa lagi semuanya begitu proses yang musti dijalani karena harus sesuai dengan data dapodik yang ada pada kementrian pendidikan. Ini disebabkan karena guru bersangkutan sudah bekerja di sekolah tersebut.
Yang menjadi persoalan disini bagi penulis adalah seorang sarjana bisa berubah cita-citanya atau idealnya yang sudah lama dicita-citakan berubah menjadi guru wali kelas di sekolah dasar karena sudah mendapat kerja sebelumnya di sekoah dasar tersebut.
Kalau ingin tetap mengajar bahasa inggris di sekolah menengah sangat kecil sekali peluangannya karena sekolah menengah tersebut juga membutuhkan jam pelaran yang setidaknya 24 jam pelajaran untuk memenuhi syarat sertifikasi guru.
Kalau banyak ini terjadi tentu akan mempengaruhi kualitas anak didik Indonesia juga ke depannya karena bisa diasumsikan bahwsanya yang awalnya sarjana pendidikan bahasa inggris mengajar bahasa inggris dan sekarang berganti menjadi guru sekolah dasay yang harus kuliah kembali dengan program studi yang berbeda karena didasarkan pada sudah ada bekerja di sekolah tersebut bukan berdasarkan pada minat bakat dari guru tersebut.
Menurut Adiska Putri di Galih.id mengatakan bahwasanya dampak bekerja tidak sesuai minat dan bakat adalah adanya rasa tekanan, adanya rasa tidak puas dan adanya rasa tidak maksimal dalam bekerja.
Jadi melihat realita sekarang ini kalau ada guru yang mengajar tidak sesuai keinginan siswa orang tua dan masyarakat bisa dikatakan bahwasanya seorang guru itu bekerja tidak didasarkan pada minat dan bakat yang ada pada dirinya.
Dari hasil wawancara dan pendapat diatas, penulis ingin memberikan sumbangan ide sebagai alternatif untuk kemajuan pendidikan indonesia.
Orang yang menjadi korban dari pekerjaan kita sebagai guru adalah anak didik kita sendiri atau para siswa indonesia.
Hal yang pertama adalah bekerjalah sesuai dengan minat dan bakat yang ada, jangan sampai lagi bekerja sabagai guru hanya berdasarkan ingin mendapatkan uang saja apalagi sebagai tunjangan sebagai guru sekarang ini banyak sekali.
Ada tunjangan sertifikasi, gaji 13 dan gaji 14 atau THR. Hal yang kedua adalah adalah fokus atau sungguh-sungguhlah dalam mengabdi dengan minat dan bakat yang kita mililki.
Kerja maksimal dan sungguh-sungguhlah akan bisa mengantarkan anak didik pada keberhasilan.