Merinding, Ramalan Jayabaya Dikaitkan dengan Letusan Gunung Semeru, Pulau Jawa Disebut Akan Terbelah
Ramalan ini dilestarikan secara turun temurun oleh para Pujangga, asal-usul utama serat ramalan Jayabaya dapat dilihat di kitab Pusasar
Gunung Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942.
Erupsi tahun 2021 ini membuat Gunung Semeru berada di status level II atau waspada.
Lalu, saat ini ada yang mengaitkan antara letusan Gunung Semeru dengan Ramalan Jayabaya.
Dinamakan Ramalan Jayabaya karena ramalan ini diramalkan oleh Prabu Jayabaya, Raja Kediri yang memerintah sekitar 1135 - 1157 bergelar Sri Maharaja Sri Warmeswara Madhusudna Wataranindita Panakrama Digjayatunggadewanama Jayabayalanjana.
Ramalan ini dilestarikan secara turun temurun oleh para Pujangga, asal-usul utama serat ramalan Jayabaya dapat
dilihat di kitab Pusasar yang digubah oleh Sutan Giri Prapen.
Meskipun banyak keraguan keasliannya, tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Pusasar yang menuliskan
bahwa Jayabaya yang membuat ramalan-ramalan tersebut.
Ramalan Jaya Baya adalah ramalan tentang keadaan nusantara di setiap masa dan masa yang akan datang.
Dalam ramalan Jayabaya itu dikatakan akan datang masa penuh bencana.
Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang, laut dan sungai akan meluap, dan inilah masa penuh
penderitaan, yaitu masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian.
Inilah masa orang-orang licik berkuasa dan orang-orang baik akan tertindas.
Namun setelah masa paling berat itu akan datang zaman baru yaitu masa zaman yang penuh kemegahan dan
