Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Bocah 5 Tahun Ditemukan Disekap dengan Tangan dan Kaki Dirantai di Dalam Rumah, Pelaku Diduga Tante

Keberadaan anak tersebut terungkap setelah tetangga dan sekuriti melihat kepulan asap dari rumah tersebut dan berusaha untuk memadamkan api

Editor: Sesri
Grafis Tribun Pekanbaru/Didik Ahmadi
ILUSTRASI 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bocah berusia 5 tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan di dalam sebuah rumah di Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Bocah tersebut ditemukan warga dalam kondisi disekap dan dirantai di dalam rumah.

Keberadaan anak tersebut terungkap setelah tetangga dan sekuriti melihat kepulan asap dari rumah tersebut dan berusaha untuk memadamkan api di rumah milik perempuan berinisial S.

"Benar, bocah tersebut ditemukan oleh warga dan petugas sekuriti sekitar pukul 12.30 WIB," kata Toni S Liman, warga setempat saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Rabu (5/1/2021).

"Awalnya, saya lagi di perjalanan menuju pulang, terus ada salah satu warga yang mengabarkan bahwa ada kepulan asap tebal yang keluar dari rumah tersebut. Mendengar kabar tersebut saya langsung menghubungi petugas sekuriti untuk memadamkan sumber asap tersebut. Dan akhirnya petugas sekuriti beserta warga mendobrak rumah tersebut dan ditemukan bahwa kepulan asap tersebut berasal dari kompor yang lupa dimatikan, " kata dia.

Kemudian, lanjut Toni, saat warga dan petugas sekuriti memadamkan api, terdengar suara rintihan anak kecil seperti kesakitan di dalam satu ruangan.

Baca juga: Pria Ini Bikin Bocah 5 Tahun Meringis Kesakitan, Saat Dilabrak Orangtua Malah Ingin Nikahi Korban

"Saat dicek, ditemukan anak dengan kondisi diikat rantai, kedua kaki korban diikat rantai lalu rantainya dililitkan ke besi ranjang, dan kedua tangannya diikat rantai dan dililitkan ke velg mobil.

Tubuh korban ditemukan terkulai lemas, dan akhirnya anak tersebut dievakuasi oleh warga ke luar rumah," ucapnya.

"Berdasarkan keterangan anak tersebut kepada warga, ia mengaku sudah lama disekap di dalam ruangan tersebut," lanjut dia.

Atas kejadian ini, ujar dia, warga langsung melaporkannya ke Polres Sumedang.

"Kasus ini telah ditangani oleh pihak Polres Sumedang, " katanya.

Tanggapan Bupati

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) untuk memastikan anak berinisial R tersebut mendampatkan pendampingan.

"Tentunya saya sangat prihatin dan menyesalkan peristiwa penyekapan itu. Saya sudah menugaskan dinas terkait dan P2TP2A untuk memastikan anak tersebut mendapatkan pendampingan terbaik dan mentalitasnya kembali sehat setelah trauma," kata Dony Ahmad Munir kepada TribunJabar.id melalui sambungan telepon, Rabu (5/11/2022) malam.

Selain mengucapkan keprihatinan, Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada warga Perumahan Anggrek Regency yang telah sigap dan cekatan memadamkan api serta menyelamatkan anak tersebut.

"Terima kasih kepada lingkungan, tentunya menjadi perhatian bagi kita semua untuk bisa saling mengawasi," ucap Dony.

Dia mengatakan bahwa pelaku penyekapan diduga adalah tante anak itu.

Ibu sang anak telah meninggal dunia, sementara ayahnya bekerja di luar kota.

Bupati menyerahkan sepenuhnya penegakan hukum kepada kepolisian.

Namun, hukum yang ditegakkan itu mesti memberi efek jera kepada pelaku dan menjadi cermin bagi warga lainnya untuk tidak sekali-kali menyakiti anak-anak.

"Hikmahnya betul-betul bagi kita semua jangan sampai ada kekerasan kepada anak lagi. Komitmen untuk tidak boleh ada kekerasan, saling menjaga, mengawasi, dan mengontrol. Pemerintah Sumedang hadir untuk terus memberikan perlindungan," ujarnya.

Di Sumedang, angka kekerasan terhadap anak menampakkan grafik naik menurut data P2TP2A.

Bupati mengatakan hal itu menjadi pekerjaan yang terus diupayakan untuk tidak ada lagi kekerasan.

"Dengan polisi dengan P2TP2A kami sudah rapatkan untuk mencegah hal ini terulang. Intinya, orang dewasa perlu terus disadarkan," ujar Dony.

Penyadaran orang dewasa agar tidak melakukan kekerasan kepada anak itu bisa dilakuka dengan cara mengembalikan kesadaran mereka kepada nilai-nilai di dalam agama.

Jika agamanya kuat, kata Dony, lambat laun kekerasan pun akan dijauhi oleh orang-orang dewasa.

"Kembali kepada agama yang kuat. Iman dan takwa kuatkan, lakukan terus nilai-nilai kebaikan," kata Dony.

Penguatan itu bukan hanya ditempuh melalui penyuluhan materi-materi keluarga, namun juga Pemerintah Kabupaten Sumedang telah mencetak buku-buku penguatan iman dan takwa itu.

"Kemudian setelah penguatan, adalah pengawasan. Pengawasan kita harus kuat juga agar jika ada kasus muncul, segera bisa ditangani," ucapnya.

( Tribunpekanbaru.com / Tribunjabar.com)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved