Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sosok Putri Tanjung, Dididik Keras Oleh Sang Bapak, Chairul Tanjung Ogah Kasih Modal Buat Bisnis

Mengenal sosok Putri Tanjung anak dari konglomerat Chirul Tanjung, yang dididik ayahnya secara keras dan tak mau pinjamkan modal buat bisnis

Instagram/putri_tanjung
Putri Tanjung bersama sang ayah, Chairul Tanjung 

"Bapak itu keras banget. Dia bilang, 'kamu boleh bikin usaha. Asalkan 2, pertama gak boleh pinjam uang dari bapak.

Kedua, kamu gak boleh minta sponsor dari perusahaan bapak," tutur Putri Tanjung dalam kanal Youtube Podcast Ruang Sandi, 1 Desember 2020.

Putri melanjutkan, sang ayah mengaku tak mau rugi.

"Aku nanya dong kenapa gak boleh, kata beliau, 'karena kalau kamu rugi, bapak gak mau ikut rugi'," cerita Putri Tanjung.

Dididik dengan keras, Putri Tanjung mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk merintis karirnya.

"Dan di situlah aku merasakan susahnya cari uang. Dan aku bersyukur banget dikasih kesempatan sama bapak-ibu buat merasakan perjuangan itu," tutur Putri Tanjung.

Perjalanan karir Chairul Tanjung

Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan fotokopi di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.

Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.

Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.

Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia.

Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.

Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.

Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved