Berita Riau
Minyak Goreng Langka, Gubernur Riau Bertemu Produsen Migor, Terungkap Fakta Berikut
Dari pertemuan tersebut terungkap, pihak produksen mengaku tidak ada mengurangi jumlah pasokan minyak goreng ke ritel-ritel yang ada di Riau.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menyikapi kelangkaan minyak goreng di sejumlah ritel modren, khususnya Indomaret dan Alfa Mart, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar langsung memanggil produksen minyak goreng di Riau.
Dari pertemuan tersebut terungkap, pihak produksen mengaku tidak ada mengurangi jumlah pasokan minyak goreng ke ritel-ritel yang ada di Riau.
Namun yang terjadi di lapangan adalah, permintaan minyak goreng di tengah masyarakat saat ini sangat tinggi.
Fenomena inilah yang disinyalir menjadi penyebab sulitnya minyak goreng didapatkan di ritel-ritel pasca pemberlakukan kebijakan satu harga minyak goreng di Indonesia sebesar Rp 14 ribu per liternya.
"'Stok untuk minyak goreng sebenarnya tidak ada yang dikurangi. Namun, permintaan saat ini sangat tinggi sekali. Jadi kalau permintaan normal seperti biasanya, maka tidak ada kekurangan. Karena tidak ada sedikit pun pengusaha mengurangi produksi yang ada disini," kata Gubri Syamsuar usai menjamu para produsen minyak goreng di rumah dinas Gubernur Riau, di Jalan Diponegoro Pekanbaru, Kamis (10/2/2022).
Meski masih terlihat adanya kelangkaan, Gubri Syamsuar menjelaskan, bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan pemerintah, berkaitan dengan minyak goreng untuk masyarakat, sudah berjalan dengan baik.
"Minyak Goreng terlihat langka, karena setiap penjualan minyak goreng selalu kehabisan dan itu diakibatkan ada masyarakat yang membeli melebihi dari kebutuhannya, "kata Syamsuar.
Untuk itu tentunya perlu ada pendisiplinan atau upaya untuk mengatasi panic buying atau pembelian secara berlebihan, dan penimbunan suatu barang karena didasari rasa panik dan takut yang berlebihan.
Gubri berharap kepada masyarakat agar membeli minyak goreng sesuai kebutuhan. Karena ketersediaan minyak goreng tetap ada. Sehingga tidak perlu panik.
"'Minyak ini ketersediaanya tetap ada. Karena tidak ada sedikit pun, pelaku usaha di Riau yang mengurangi stok ketersediaan produksi minyak goreng. Ini terjadi karena adanya warga kita yang membeli minyak goreng melebihi dan pada akhirnya berpengaruh kepada yang lain, " ucapnya.
Dalam situasi saat ini, Gubri Syamsuar juga berharap tidak terjadi indikasi spekulan yang memanfaatkan situasi, dengan cara membeli minyak goreng dan kemudian mencari keuntungan sendiri.
"'Kami harapkan di Riau tidak ada yang melakukan hal itu, karena kita punya satgas pangan. Di dalamnya juga ada polisi dan sebagainya untuk mengawasi dan memonitor arus barang di Riau," katanya.
Pada pertemuan tersebut, Gubri Syamsuar menegaskan kepada produsen minyak goreng agar bisa membantu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan bisa memberikan perhatian kepada pelaku-pelaku usaha kecil yang sangat membutuhkan minyak goreng.
"'Pelaku usaha kecil ini harus dibantu melalui berbagai dukungan, agar usaha mereka bisa tetap berjalan. Sehingga bisa tetap mendapatkan penghasilan," katanya.
Untuk mendukung hal ini, Gubri menjelaskan, bahwa produsen minyak goreng di Riau telah melakukan operasi pasar di Kota Dumai, Mandau Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kampar.
Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan melakukan operasi pasar di kabupaten/kota lainnya.
"'Ada juga perusahaan minyak goreng yang sudah bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar. Ini dalam rangka meringankan beban masyarakat kita yang terdampak, karena adanya kenaikan harga minyak goreng," pungkasnya. (Tribunpekanbaru.com/syaiful Misgio)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/gubernur-riau-sidak-minyak-goreng-di-ritel-moderen.jpg)