Penambang Pasir Hilang di Sungai Kampar
Jasad Penambang Pasir yang Tenggelam di Sungai Kampar Ditemukan 4 Km dari Lokasi Sampan Karam
Penambang pasir yang tenggelam di Sungai Kampar Desa Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang ditemukan, Minggu (13/2/2022)
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Penambang pasir yang tenggelam di Sungai Kampar Desa Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang ditemukan, Minggu (13/2/2022).
Korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Yuricho Efril melalui Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB), Adi Candra Lukita
Adi Candra menyebutkan, pria bernama Nite'aro Telaumbanuo ditemukan di wilayah Desa Batu Belah Kecamatan Kampar.
Candra menuturkan, korban ditemukan pukul 14.00 WIB lewat.
Lebih sehari sejak hilang di Dusun Kampung Godang Desa Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang pada Sabtu (12/2/2022) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB lalu.
Mayat penambang pasir itu ditemukan mengapung i permukaan sungai.
"Korban ditemukan tidak bernyawa sekitar 3 sampai 4 kilometer dari titik korban tenggelam dan hilang," ucap Candra, Minggu (13/2/2022) sore.
Masih dari penuturan Candra, jasad dievakuasi dan dibawa ke rumah duka di Jalan Lukman Desa Salo Timur Kecamatan Salo.
Nite'aro dinyatakan hilang setelah sampannya karam di Sungai Kampar wilayah Desa Pulau Lawas, Sabtu (12/2/2022) dini hari. Hingga Minggu (13/2/2022), korban belum ditemukan.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, Adi Candra Lukita menyebutkan, radius jelajah pencarian terus diperlebar ke sisi hilir.
"Radius pencarian sampai ke Desa Sungai Tonang (Kecamatan Kampar Utara). Berarti sudah sekitar 10 kilometer," ungkap Candra kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (13/2/2022).
Candra menjelaskan, pria berusia 35 tahun itu hanyut sekitar pukul 02.30 WIB.
Saat korban dan istrinya, Marlina Waruwu yang berusia 31 tahun, hendak merapat ke dermaga dengan menaiki perahu untuk membongkar pasir hasil tambang.
Menurut Candra, perahu tersebut mereka gunakan untuk mengangkut pasir yang ditambang di sekitar Sungai Kampar. Sebelum tiba di dermaga, sampan yang penuh bermuatan pasir tersebut karam.
