Berita Pekanbaru
Gawat, Operator Sampah Ternyata Belum Jangkau Seluruh Pemukiman Masyarakat di Kota Pekanbaru
Kedua operator sampah di Pekanbaru PT GTJ dan PT SHI hanya bisa mencukupi pengangkutan tonase sampah berkisar 75 persen hingga 80 persen.
Penulis: Fernando | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU- Kinerja operator angkutan sampah di Kota Pekanbaru selama hampir dua bulan ini masih punya catatan khusus. Mereka masih belum menjangkau seluruh pemukiman di wilayahnya.
Padahal kedua operator angkutan memastikan wilayah operasional bersih dari sampah.
Kedua operator yakni PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan PT Samhana indah (SHI).
PT GTJ saat ini menjadi operator angkutan sampah di Zona I.
Kawasan zona I meliputi empat kecamatan yakni Bina Widaya, Tuah Madani, Payung Sekaki dan Marpoyan Damai.
PT SHI saat ini menjadi operator angkutan sampah di wilayah yang masuk zona II.

Wilayah yang masuk zona II yakni Bukit Raya, Lima Puluh, Sail, Pekanbaru Kota, Tenayan, Kulim, Sukajadi dan Senapelan.
Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Muhammad Jamil mendorong kedua operator memgoptimalkan pengangkutan sampah di wilayahnya.
Kedua operator tersebut harus bisa menjangkau hingga ke pemukiman masyarakat.
"Jadi kami mendorong agar kedua operator angkutan sampah bisa menjangkau hingga ke pemukiman masyarakat," tegasnya kepada Tribunpekanbaru.com, Senin (28/2/2022).
Menurutnya, pemerintah kota sudah melakukan evaluasi terhadap kinerja kedua operator pada awal Februari 2022 lalu.
Pemerintah Kota mendorong kedua operator bisa mengoptimalkan kinerja angkutan sampah.
Jamil menegaskan mestinya tidak ada lagi sampah yang menumpuk akibat tidak terangkut di tepi jalan.
Para operator angkutan sampah jangan hanya fokus di Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Kedua operator angkutan mestinya bisa menjangkau hingga ke pemukiman masyarakat sesuai jadwal pengangkutan sampah.
Operator sampah sebagai mitra pemerintah kita harus bisa mengangkut sampah sesuai jadwal.
Dirinya menyampaikan bahwa keterlambatan pengangkutan dari jadwal menjadi satu penyebab sampah masih menumpuk di beberapa titik.
Padahal sampah menumpuk dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB.
Operator angkutan sampah pun harus mencegah adanya tumpukan sampah.
Operator angkutan sampah harus mengantisipasi adanya masyarakat yang membuang sampah di luar jadwal.
"Supaya tidak menumpuk, mestinya jangan ada lagi keterlambatan pengangkutan sampah. Harus seusai jadwal pengangkutan yang ada," ujarnya.
Jamil menganggap tim pengangkut sampah masih belum solid.

Operator angkutan sampah harus memperkuat tim angkutan sampah agar kinerjanya bisa lebih optimal.
Kinerja kedua operator juga belum optimal pada tahun 2021 silam.
Kinerja keduanya pada tahun lalu ternyata memiliki sejumlah catatan.
Operator angkutan hanya bisa mencukupi pengangkutan tonase sampah berkisar 75 persen hingga 80 persen.
Kedua operator angkutan sampah belum mencukupi tonase angkutan hingga 100 persen.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)