IDI Sebut Dokter Sunardi yang Ditembak Densus 88 Kerap Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Tak Mampu
Dokter Sunardi tewas ditembak tim Densus 88 Antiteror dalam pelariannya menggunakan sebuah mobil pada Rabu (9/3/2022).
Mengutip TribunSolo.com, ia membuka praktik di rumahnya tersebut.
Di plakat yang tertempel di jendela rumah, tertulis Sunardi membuka praktik setiap pukul 06.00-08.00 dan 17.00-20.00.
Namun, menurut Ketua RT tempat Sunardi tinggal, Bambang Pujiana Eka Warsono, tempat praktik milik sang dokter tak pernah ramai.
"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Kamis.
Dikenal Antisosial
Bambang Pujiana Eka Warsono mengungkapkan sang dokter selama ini dikenal sebagai sosok yang jarang bersosialisasi.
Sejak dirinya menjabat sebagai Ketua RT pada 2019, Bambang tak pernah melihat Sunardi hadir di pertemuan warga.
"Semenjak saya megang Ketua RT dari 2019 itu saya mengadakan pertemuan kegiatan warga dia tidak pernah ada, tidak pernah datang, tidak pernah sosialisasi," kata Bambang, Kamis (10/3/2022), dikutip dari TribunSolo.com.
Ia juga mengaku selama ini tak pernah bertegur sapa ataupun mengobrol dengan Sunardi.
Bahkan, menurutnya warga setempat sudah mengenal Sunardi sebagai sosok yang tak pernah berpartisipasi dalam aktivitas apapun di kampungnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut selama ini Sunardi tak pernah membayar iuran bulanan.
"Tidak sama sekali, boleh dicek di bendahara saya, kalau yang namanya Pak Sunardi itu tidak pernah iuran."
"Padahal iuran di tempat saya cuma Rp25.000 per bulan," katanya.
Lembaga Pimpinan Sunardi Diduga Terafiliasi JI
Kepolisian RI mengungkap bahwa lembaga kemanusiaan Hilal Ahmar Society yang dipimpin oleh tersangka kasus terorisme, Dokter Sunardi, diduga terafiliasi dengan Jamaah Islamiah (JI).