Masalah Belum Selesai, Usai Rezim Penguasa Kalah Sama Mafia, 160 Pcs Migor Direbut Ribuan Emak-emak
Kelangkaan minyak goreng masih terjadi di tanah air, untuk 160 pcs migor di Pangkalpinang direbutkan oleh ribuan emak-emak, bagaimana mandag Lutfi?
TRIBUNPEKANBARU.COM - Setelah Menteri Perdagangan atau Mendag Muhammad Lutfi meminta maf karena kalah sama Mafia, masalah minyak goreng belum selesai.
Meski di beberapa darerah mengalami stock berlimpah dengan harga selangit, namun masih ada banyak daerah yang masih mengalami kelangkaan minyak goreng.
Ini sungguh miris dan memperihatikan. Bagimana tidak, emak-emak masih berebut mendapatkan minyak goreng ketika subsidinya sudah dicabut.
Bahkan, nyawa kaum ibu sampai dalam bahaya karena antrean yang membludak.
Seperti yang terjadi di salah satu pusat perbelanjaan di Indonesia ini.
Ribuan ibu rumah tangga (IRT) rela memadati Pusat Perbelanjaan Ramayana Pangkalpinang demi mendapatkan minyak goreng, Kamis (17/3/2022) siang.
Awalnya, Pihak Ramayana membuka setengah pintu untuk mengantisipasi kerumunan. Akan tetapi, karena kekuatan massa yang mencapai ribuan, pintu pun jebol.
Yaris (32) selaku Asisten Manager Ramayana, Kamis (17/3/2022) mengatakan, warga telah berkumpul di kawasan itu pagi hari, sebelum Pukul 10.00 WIB.
Tak lama kemudian, warga mulai tidak terkontrol untuk mengambil minyak goreng. Para ibu-ibu berlarian hingga berdesakan di dalam swalayan ini.
"Tadi awalnya kita sempat nahandan sempat kita atur supaya tidak membeludak tapi karena jumlah massa yang ribuan orang kita nggak kuat nahannya," ujarnya.
Bahkan, saking membludaknya jumlah massa tersebut, eskalator yang terletak di lobi tengah hampir roboh.
Sesekali tampak bergetar akibat kerumunan massa yang tidak terbendung.
"Kita sangat menyayangkan, kenapa bisa membeludak, kalau ramai seperti ini tidak terkendali, masyarakat juga rugi karena bisa kelelahan karena berhimpitan, eskalator juga hampir roboh," katanya.
Diakuinya, pihak kepolisian juga turut membantu dalam mengatur kerumunan warga tersebut.
Akan tetapi, tetap saja kewalahan karena tidak sebanding dengan ribuan massa yang membeludak.