Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Diajak Biden Ketemu, China: Silahkan AS & NATO Bicara dengan Rusia, Tapi soal Sanksi Kami Tak Setuju

China tegas dan berdaulat. Mereka minta AS dan NATO bicara dengan Rusia terkiat perang dengan Ukraina. Namun soal sanksi mereka tak setuju

Editor: Budi Rahmat
Tribun/ist
China : Silahkan AS dan NATO bicara dengan Rusia. Tapi soal Sanski kami tentang 

TRIBUNPEKANBARU.COM- China tetap dengan pendiriannya sebagai negara yang bedaulat. Tak mempan pengaruh Amerika Serikat terkiat dengan perang Rusia vs Ukraina.

China langsung merespon permintaan AS terkait dengan perang Rusia. Namun, China tentu saja punya kedaulatan untuk memberikan masukan.

Dengan tegas China mengatakan, silahkan urus Rusia dengan cara melakukan pembicaran anntara AS dan NATO serta Rusia.

Baca juga: Dibeli dari Rusia, AS Malah Minta Turki Kirim Rudal S-400 ke Ukraina

Namun, soal sanksi yang diberikan kepada Rusia tentu saja China menentangnya.

Bahkan secara tegas China mengatakan tidak menyetujui sanksi tanpa memandang bulu.

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Minggu menegaskan kembali sikap negara itu terhadap Ukraina dengan mengatakan bahwa itu objektif, adil, dan konsisten dengan keinginan sebagian besar negara.

Media pemerintah melaporkan pernyataan Wang Yi yang muncul setelah pertemuan video antara Presiden Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden pada hari Jumat di mana Xi meminta negosiasi untuk menghentikan krisis dan Biden menekankan bahwa konsekuensi menunggu Beijing untuk setiap dukungan yang diberikannya ke Moskow.

Wang menegaskan kembali prioritasnya adalah bahwa semua pihak harus mendorong dialog dan negosiasi, gencatan senjata segera untuk menghindari kematian warga sipil dan mencegah krisis kemanusiaan.

Dia mencatat mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk mencapai benua Eropa yang aman abadi. Presiden Xi mendorong AS dan NATO untuk melakukan percakapan dengan Rusia untuk memecahkan masalah di balik krisis Ukraina dan menyatakan penentangan terhadap sanksi tanpa pandang bulu selama pertemuan videonya dengan Biden pada hari Jumat.

Baca juga: Memohon kepada China, Ukraina: Anda Harus Membuat Keputusan Tepat, Ikut Mengutuk Serangan Rusia

Baca juga: Ratusan Tentara Ukraina Tertidur Pulas, Roket Rusia Hantam Barak Militer Ukraina

Ngeri Banyak Ranjau di Ukraina, Kok Bisa???

Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrsky mengatakan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat menjinakkan persenjataan yang tidak meledak setelah invasi Rusia berakhir.

Dia menyampaikan bahwa Ukraina akan membutuhkan bantuan Barat untuk melakukan upaya besar-besaran setelah perang.

“Sejumlah besar peluru dan ranjau telah ditembakkan ke Ukraina, dan sebagian besar belum meledak. Persenjaan ini tetap berada di bawah puing-puing dan menimbulkan ancaman nyata,” kata Monastyrsky di Ibu Kota Ukraina, Kyiv pada Jumat (18/3/2022).

“Butuh waktu bertahun-tahun, bukan berbulan-bulan, untuk meredakannya,” ungkapnya kepada The Associated Press (AP) dalam sebuah wawancara.

Selain persenjataan Rusia yang tidak meledak, pasukan Ukraina telah menanam ranjau darat di jembatan, bandara, dan lokasi penting lainnya untuk mencegah Rusia menggunakannya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved