Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Israel Menertawakan Keinginan Volodymyr Zelensky Menjadikan Ukraina Seperti Negara Israel

Keinginan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengubah negaranya menjadi Israel yang lebih besar mendapat respon dari negeri zionis.

Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Ilham Yafiz
JACK GUEZ / AFP
Pidato video yang disiarkan televisi oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada Knesset (parlemen) Israel di Habima Square di pusat kota pesisir Mediterania Tel Aviv, Israel pada 20 Maret 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Keinginan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengubah negaranya menjadi Israel yang lebih besar mendapat respon dari negeri zionis.

Diberitakan Ria Novosti, pembaca surat kabar Israel Haaretz menghargai pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky tentang keinginan untuk mengubah Ukraina menjadi Israel besar dengan wajahnya sendiri.

Keinginan Volodymyr Zelensky ini sebelumnya disampaikannya saat jumpa pers.

Menurut komentator, pemikiran pemimpin Ukraina tentang mengikuti Israel sebagai contoh dalam memberikan perhatian khusus pada keamanan tidak sesuai dengan kenyataan.

"Yang harus dilakukan orang bodoh ini adalah menjauh dari NATO dan mengendalikan elemen Nazi di Angkatan Bersenjata. Sebaliknya, dia membiarkan negaranya hancur berkeping-keping, dan sekarang dia ingin memastikan bahwa dia tidak akan bergabung dengan NATO," ujar Aurangzeb Iqbalmarah.

"Wow. Berapa lama demokrasi akan bertahan di negara polisi?" tanya Lois Pearlman.

"Tidak ada yang baru. Zelensky telah meniru Israel sejak dia berkuasa. Dia memperlakukan penutur bahasa Rusia di Ukraina dengan cara yang sama seperti Israel memperlakukan orang Palestina," tulis pengguna Davison.

Pembaca dengan nama panggilan Will, pada gilirannya, mengingat Presiden Ukraina tersebut.

"mencoba untuk bermain Rambo," sebutnya.

Sementara Israel berusaha untuk bernegosiasi dengan tetangga Arabnya, menyadari bahwa pedang tidak dapat diacungkan jauh, bahkan terhadap orang-orang Palestina yang beraneka ragam.

Pada 24 Februari, Rusia meluncurkan operasi militer khusus untuk mendemilitarisasi dan mendenazifikasi Ukraina.

Presiden Vladimir Putin menyebut tujuannya "perlindungan orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Rusia dan Ukraina telah mengadakan pembicaraan secara langsung dan melalui tautan video sejak 28 Februari.

Delegasi mengadakan beberapa pertemuan di Belarus dan Istanbul. Dengan latar belakang pembahasan kesepakatan di masa depan, Zelensky menuntut agar jaminan keamanan diberikan kepada Kiev dari koalisi internasional.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved