Bocorkan Strategi Rusia, Ramzan Kadyrov Sebut Ukraina Akan Hancur dalam Waktu Dekat

Kadyrov juga menyebut serangan-serangan masih akan terus terjadi untuk membebaskan wilayah Luhansk dan Donetsk secara penuh.

tribunpekanbaru.com
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov ikut terjun ke medan perang Ukraina 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Invasi militer Rusia hingga saat ini masih terus berlanjut.

Diperkirakan, perang beasr akan meletus di wilayah timur Ukraina dalam beberapa hari ke depan.

Saat ini pasukan Rusia terus bergerak ke arah Donbas, wilayah Luhanks dan Donetks.

Kremlin menargetkan akan menguasai penuh dua wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Rusia tersebut.

Rusia diyakini mengubah strategi perangnya setelah menarik seluruh pasukan dari wilayah sekitar Kiev, ibu kota Ukraina.

Dikutip dari KompasTV, Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, pada Senin (11/4/2022) mengatakan bahwa pasukan Rusia masih akan terus bergerak dan menguasai sejumlah wilayah di Ukraina, termasuk di antaranya adalah Kiev.

Melalui kanal Telegramnya, Kadyrov juga menyebut serangan-serangan masih akan terus terjadi untuk membebaskan wilayah Luhansk dan Donetsk secara penuh.

"Di sini akan ada serangan, tidak hanya di Mariupol, tetapi juga di tempat lain, kota dan desa. Luhansk dan Donetsk, pertama-tama kami akan membebaskannya secara penuh, dan kemudian mengambil alih Kiev dan semua kota lainnya," kata Kadyrov, seperti dikutip Reuters.

Kadyrov yang mengerahkan tentara Chenchen untuk membantu Rusia, memastikan bahwa tidak ada keraguan tentang mengambil alih Kiev. Ia menegaskan bahwa pasukan Rusia tidak akan mundur.

Kadyrov, yang sering menggambarkan dirinya sebagai kaki dari Presiden Vladimir Putin, telah berulang kali dituduh oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa melakukan pelanggaran hak. Namun, Kadyrov selalu menyangkalnya.

Sebelum tunduk pada Rusia seperti saat ini, wilayah Chechnya telah dua kali berperang dengan pasukan Rusia sejak Uni Soviet pecah pada 1991.

Wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan ini akhirnya tunduk setelah pemerintah Rusia menggelontorkan sejumlah besar uang ke wilayah itu untuk pembangunan.

Putin juga memberi Kadyrov otonomi yang sangat luas pada Chechnya.

Pekan lalu, Penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, menyebut Rusia berencana mengubah strategi perangnya dengan menumpuk ribuan pasukan di wilayah timur dan selatan Ukraina.

Di wilayah selatan, Rusia diprediksi akan berusaha menahan kota Kherson untuk mengontrol aliran air ke Krimea, wilayah yang mereka caplok tahun 2014 silam.

Langkah selanjutnya yang diprediksi AS adalah Rusia akan melancarkan serangan udara dan rudal yang lebih intens di seluruh wilayah Ukraina.

Rusia kini terus didesak untuk segera masuk ke ruang pengadilan setelah adanya indikasi kejahatan perang di Bucha, wilayah sekitar ibukota Kiev.

Pada hari Minggu (3/4/2022), ratusan jasad warga sipil ditemukan di jalan-jalan Bucha.

Beberapa di antaranya dalam kondisi terikat dan ditembak dari jarak dekat.

Ukraina siap hadapi perang besar

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan dirinya tidak akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berunding sebelum Donbas kembali dikuasai Ukraina.

Hal itu diungkapkan Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhaylo Podolyak, Minggu (10/4/2022).

Podolyak juga menegaskan Ukraina siap melakukan perang besar lawan Rusia untuk mempertahankan Donbas dan Ukraina timur.

Saat ini area tersebut tengah dikuasai dua pasukan pemberontak atau separatis yang didukung Rusia.

“Ukraina bersiap untuk pertempuran besar. Ukraina harus memenangkan mereka, termasuk Donbas. Saat itu terjadi, Ukraina akan memiliki posisi negosiasi yang kuat,” ujarnya, dikutip dari France 24.

“Setelah itu presiden akan bertemu. Mungkin menghabiskan dua atau tiga pekan,” kata Podolyak.

Zelensky sendiri menegaskan pasukan Ukraina sudah siap untuk pertempuran di sisi timur negaranya.

“Sayangnya, secara paralel kita melihat persiapan untuk pertempuran penting, beberapa orang mengatakan yang menentukan, di timur,” katanya.

"Kami siap untuk pertempuran ini dan secara paralel juga melihat mengakhiri perang dengan diplomasi,” katanya.

Evakuasi warga Ukraina yang berada di timur terus dilakukan dari Kramatorsk.

Kramatorsk sendiri merupakan lokasi tempat serangan rudal ke stasiun kereta api yang terjadi Jumat (8/4/2022), menewaskan sekitar 57 orang.

Rusia dianggap pelaku penyerangan tersebut, meski rezim Putin membantah mereka bertanggung jawab atas hal itu.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved