Tak Cukup Sekali, Amerika dan Eropa Jatuhkan Sanksi baru Terhadap Rusia, Moskow: Mereka Putus Asa
Rusia mengklaim sanksi baru yang dijatuhkan barat kepada mereka merupakan bentuk ketidakmampuan barat, termasuk Amerika memaksa keinginan mereka.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM -
Amerika Serikat sangat putus asa karena ketidakmampuannya untuk memaksa Moskow menuruti keinginannya, kata kedutaan Rusia di Washington.
Pada hari Rabu, Amerika Serikat memberlakukan pembatasan visa terhadap 635 warga Rusia karena diduga penindasan perbedaan pendapat, ancaman terhadap integritas Ukraina, pelanggaran hak asasi manusia di penjara Donbass.
Pembatasan yang diberlakukan mengingatkan pada "gado-gado" dari sedikit yang masih dapat dilakukan Amerika Serikat, kata para diplomat.
"Lingkaran penguasa lokal harus memperhatikan bahwa alih-alih kejutan yang mereka harapkan di negara kita, tindakan anti-Rusia akan merugikan Amerika Serikat sendiri," kata pernyataan itu seperti diberitakan Ria Novosti.
Setelah dimulainya operasi khusus untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, Barat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Rusia.
Langkah-langkah pembatasan diarahkan terutama terhadap sektor perbankan dan pasokan produk-produk teknologi tinggi.
Di Eropa , panggilan menjadi lebih keras untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi Moskow.
Semua ini telah berubah menjadi masalah ekonomi bagi AS dan Uni Eropa, menyebabkan kenaikan harga bahan bakar dan pangan.
Kremlin menyebut sanksi itu sebagai perang ekonomi, yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi menekankan bahwa mereka siap untuk perkembangan peristiwa semacam itu.
