Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Kampar

Efek Larangan Ekspor, Harga Sawit di Kampar Turun Hingga Rp 1.500, Ada Pabrik Stop Beli

Pengumuman larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, berdampak pada harga sawit di Kampar

Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Ariestia
infosawit.com
Pengumuman larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, berdampak pada harga sawit di Kampar. Foto Ilustrasi - Sawit 

TRIBUNPEKANBARU.COM, KAMPAR - Pengumuman larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya, berdampak pada harga sawit di Kampar, Minggu (24/4/2022).

Harga beli Tanda Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit amblas dan ada pabrik stop pembelian.

Penurunan harga Tandan Buah Segar (TBS) di Kampar beragam. Ramadan, seorang pamasok TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah Kampar Kiri, mengungkap harga anjlok terjadi di seluruh PKS.

"Ada yang turun mulai dari Rp. 800, sampai Rp. 1.500 (per kilogram). Rata-rata 1.000 lah," kata Ramadan kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu sore.

Ia mengatakan, harga TBS anjlok ke sekitar Rp. 2.000 per kilogram.

Pada hari sebelumnya, Sabtu (23/4/2022), masih rata-rata di atas Rp. 3.000 / kilogram.

Menurut dia, penurun harga yang sangat tajam bukan karena tren jelang Lebaran.

Menurut dia, petani memang cenderung panen paksa jelang libur Lebaran.

Sebab PKS akan libur beberapa hari selama Lebaran. Sehingga pasokan sawit melimpah.

"Ini turunnya harga bukan karena mau Lebaran lagi. Kalau mau Lebaran, memang turun. Tapi cuma 30, 50 perak. Turunnya pelan-pelan sampai 100 sampai 200 perak," jelasnya.

Tak hanya itu. Ia menyebutkan, dua PKS di wilayah itu bahkan berhenti sementara membeli TBS.

Alasan pihak pabrik, takut memproduksi terlalu banyak minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

"Pabrik takut, kalau CPO banyak, nggak yang nampung," katanya. Ia berharap, tujuan Presiden agar minyak goreng melimpah tercapai dengan mengeluarkan larangan ekspor.

"Ini memang menjadi hadiah petani sawit untuk Lebaran kalau nanti minyak goreng melimpah dan murah," ujar Ramadan.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kampar, Syahrizal mengaku banyak menerima keluhan dari petani soal turunnya harga.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved