Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Komandan Ukraina Merengek usai Dikepung Pasukan Rusia: Minta Tolong Presiden Tayyip Erdogan

Komandan marinir itu telah mengakui pasukannya berada dalam situasi “sangat sulit” setelah 65 hari berperang melawan pasukan Rusia.

AFP
Dua tentara Rusia berpatroli di teater drama Mariupol, dibom 16 Maret lalu, di Mariupol pada 12 April 2022, saat pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan strategis, bagian dari serangan gencar besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur, sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang di tetangga Rusia. *CATATAN EDITOR: Gambar ini diambil selama perjalanan yang diselenggarakan oleh militer Rusia.* 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sergey Volina, Komandan Brigade Marinir ke-36 Ukraina, yang masih bercokol di pabrik baja Azovstal Mariupol meminta bantuan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ia menyerukan Turki agar membantu mengeluarkan pasukannya dari kota industri di pelabuhan Laut Hitam itu bersama resimen neo-Nazi Azov.

Volina menyampaikan permintaan itu saat diwawancarai penyiar stasiun televisi Turki, Haberturk TV,  Jumat (29/4/2022) malam waktu setempat.

“Saya sekarang meminta rakyat Turki dan presiden untuk meluncurkan prosedur ekstraksi,” kata Volina.

Ia mendesak Ankara “melakukan segala yang mungkin untuk membawa garnisun Mariupol ke Turki” dan memberikannya “jaminan keamanan.”

Komandan marinir itu telah mengakui pasukannya berada dalam situasi “sangat sulit” setelah 65 hari berperang melawan pasukan Rusia.

Dia juga mengungkapkan mereka yang bercokol di pabrik baja itu termasuk sekitar 600 tentara yang terluka.

Dia tidak merinci apakah yang dia maksud hanya unitnya sendiri atau resimen Azov juga.

Volyna juga menyatakan ada warga sipil yang bersembunyi di ruang bawah tanah di bawah kompleks pabrik baja yang luas. Ada juga yang terluka di antara mereka.

Ankara belum menanggapi permintaan ini dengan cara apa pun sejauh ini.

Kota Mariupol jadi medan pertempuran sengit sejak dimulainya aksi militer Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Kota itu dikepung pasukan Rusia dari segala sisi, diperkuat milisi dari dua republik Donbass pada awal Maret.

Pasukan Ukraina serta tentara bayaran asing dan militan yang awalnya bersembunyi di kota akhirnya mundur ke pabrik Azovstal.

Sekarang, situs tersebut tetap menjadi kantong perlawanan terakhir.

Dibangun pada zaman Soviet, fasilitas ini memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang sangat besar, yang diubah menjadi benteng oleh pasukan Ukraina.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved