Perang dengan Ukraina Tak Kunjung Selesai, Rusia Kepept & Bakal Gunakan Nuklir?
Putin lebih mungkin melepaskan serangan nuklir daripada mengaku gagal dalam "operasi militer khusus" di Ukraina.
"Ini adalah posisi kunci kami di mana kami mendasarkan segalanya."
"Risikonya sekarang cukup besar," kata Lavrov di TV pemerintah, sehari sebelumnya.
"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial."
"Banyak yang akan seperti itu."
"Bahayanya serius, nyata."
"Dan kita tidak boleh meremehkannya," katanya, mengacu pada risiko perang nuklir.
Putin juga sempat menyinggung rudal balistik antarbenua baru Rusia (ICBM), Satan, saat mengeluarkan peringatan kepada negara-negara barat karena ikut campur dalam perang.
"Kami memiliki semua alat untuk ini — yang tidak dapat dibanggakan oleh siapa pun," kata Putin.
"Dan kami tidak akan membual."
"Kami akan menggunakannya jika diperlukan."
"Dan saya ingin semua orang tahu ini."
"Kami sudah mengambil semua keputusan tentang ini."
Rusia mengumumkan akhir April lalu bahwa mereka akan mengerahkan Satan II.
Satan II juga dikenal sebagai sistem rudal balistik antarbenua Sarmat, memiliki hulu ledak yang mampu menargetkan Inggris serta Eropa dan AS dan membawa 1 atau lebih hulu ledak nuklir.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss pada hari Rabu mengatakan bahwa negara-negara yang menentang invasi Rusia ke Ukraina harus menggandakan dukungan mereka.
Menanggapi pernyataan itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan memasok senjata berat ke Kyiv merupakan ancaman bagi keamanan negara-negara Eropa.
"Dengan sendirinya, kecenderungan untuk memompa senjata, termasuk senjata berat, ke Ukraina dan negara-negara lain adalah tindakan yang mengancam keamanan benua dan memprovokasi ketidakstabilan," kata Peskov kepada wartawan.