Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

33 Ekor Sapi di Riau Terkena Penyakit Mulut dan Kuku, Ditemukan di 3 Kabupaten Ini

kabar terbaru dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, ada puluhan ekor sapi di Siak dan Indragiri Hilir

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
Tribun Pekanbaru
Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak terus menyebar di Riau.

Jika sebelumnya ditemukan di Rohul ada lima ekor sapi yang positif terkena PMK, kabar terbaru dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau juga mendapati ada puluhan ekor sapi di Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir (Inhil) juga dinyatakan positif terkena PMK.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Dinas PKH Riau, drh. Faralinda Sari, Kamis (2/6/2022) mengungkapkan, berdasarkan hasil uji sampel yang dikeluarkan Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) terdapat 28 ekor sapi di Kabupetan Siak dan Inhil yang terkonfirmasi positif PMK.

Dengan rincian di Kabupaten Inhil terdapat 11 ekor dan di Kabupaten Siak ada 17 ekor.

"Kita sudah menerima hasil Labor dari Veteriner Bukittinggi terhadap sampel sapi yang ada di Inhil dan Siak yang sebelumnya kita curigai PMK,” kata Fara.

“Ternyata hasilnya benar, sapi di dua kabupaten ini juga positif PMK," imbuhnya.

Dengan ditemukanya sapi di Inhil dan Siak yang dinyatakan positif PMK tersebut, maka hingga saat ini total kasus PMK hewan ternak di Riau sudah mencapai 33 ekor sapi.

Dengan rincian, di Siak ada 17 ekor, Inhil 11 ekor dan di Rohul ada 5 ekor.

Pihaknya mengimbau kepada peternak yang ada di tiga daerah ini, yakni Rohul, Siak dan Inhil agar tidak mengirimkan ternak sapinya ke daerah lain.

Sebab dikhawatirkan bisa menularkan ternak ke daerah lain.

"Tiga daerah di Riau (Rohul, Siak, Inhil) sudah ditemukan kasus terpapar PMK. Kami minta agar untuk sementara tiga daerah ini tidak mengeluarkan ternak dari daerah nya," ujarnya.

Sementara saat disinggung langkah apa yang akan dilakukan Dinas PKH Riau terhadap sapi-sapi yang sudah dinyatakan terkena PMK ini, Fara mengaku jika tim nya telah melakukan tindakan pengobatan terhadap sapi yang terjangkit PMK di tiga daerah tersebut. Termasuk memberikan terapi, vitamin dan antibiotik.

"Kita sudah sampaikan ke tiga kabupaten itu apabila obat-obatan minim agar segera melapor, nanti akan kami suplai," katanya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada peternak sapi di Riau jika sapinya mengalami sakit dan bergejala seperti terkena PMK agar segera melapor ke dinas peternakan setempat.

Gejala PMK yang dimaksud diantaranya adalah, demam, terdapat luka dibagian pada bagian mulut dalam dan kaki serta produksi air liur yang berlebihan.

"Kalau ada sapi yang sakit dan bergejala PMK nanti kita ambik sampel nya untuk diperiksa di labor," ujarnya.

Sementara saat ditanya seperti apa kondisi lima ekor sapi di Rokan Hulu yang sebelumnya dinyatakan terpapar penyakit mulut dan kuku, Fara mengaku jika saat ini kondisi kesehatan lima ekor sapi tersebut sudah berangsur membaik.

Luka-luka yang sebelumnya terdapat di mulut pada sapi tersebut sudah mengering. Nafsu makan sapi juga sudah terlihat lebih baik, dibandingkan sebelumnya.

"Alhamdulillah, sudah membaik. Lukanya sudah mengering, nafsu makannya juga sudah terlihat membaik," katanya.

Dipaparkan, pascadinyatakan positif terpapar PMK, kelima sapi langsung diisolasi dan diberi obat-obatan berupa vitamin dan antibiotik. Selain itu, kandang sapi juga rutin disemprotkan disinfektan.

Kelima sapi tersebut mendapatkan pengawasan langsung dari dokter hewan. Setiap hari, kondisi hewan terus dilaporkan ke instansi terkait.

"Sekarang yang jelas sudah banyak kemajuan, bahkan bisa dibilang hampir sembuh. Kita terus berikan vitamin dan antibiotik. Kandangnya juga rutin disemprotkan desinfektan. Kita lihatlah berapa hari ke depan lagi," ungkap Fara.

Ia menegaskan, penyakit mulut dan kuku yang menyebar di sejumlah daerah di Indonesia dan sudah masuk ke Riau ini tidak menular ke manusia. Penyakit ini menular ke sesama hewan ternak.

"Tidak menular ke manusia. Menularnya ke sesama hewan ternak. Penularanya bisa melalui darah, daging, dan air susu dari ternak yang terinfeksi itu bisa menularkan ke ternak yang lain," katanya.

Meski tidak menularkan ke manusia, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar saat memasak daging betul dimasak dengan matang.

Sehingga virus-virus yang ada didalam daging tersebut mati dan aman untuk dikomsumsi.

Dengan ditemukanya kasus PMK di Riau, pihaknya akan memperketat hewan ternak yang akan masuk ke Riau.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak membeli sapi ke daerah-daerah yang sudah ditemukan PMK.

"Jangan membeli sapi daerah yang sudah ditemukan PMK. Ada 15 provinsi di Indonesia yang sudah ditemukan PMK,” ujarnya.

“ Bahkan ada dua provinsi yang sudah menetapkan PMK ini sebagai wabah. Yakni provinsi Aceh dan Jatim," sebutnya.

( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgio )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved