Berita Riau
Gubernur Riau Ancam Copot dan Penjarakan Kepala Sekolah yang Mencari Uang dari PPDB
Terkait PPDB ini, ada satu modus yang disorot Gubernur Riau adalah Kepsek menambah daya tampung siswa dengan menambah rombongan belajar atau kelas
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANNARU.COM, PEKANBARU - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK negeri di Riau resmi dibuka, Senin (20/6/2022). Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar dengan tegas mengingatkan Kepala Sekolah (Kepsek) agar tidak main-main saat penerimaan siswa baru ini.
Gubri mengancam akan mencopot kepala sekolah jika ada yang bermain dalam PPDB.
Salah satu permainan yang disoroti oleh Gubri adalah Kepsek menambah daya tampung siswa dengan menambah rombongan belajar (Rombel) atau kelas.
Disini oknum kepala sekolah kemudian memungut biaya kepada orang tua jika siswanya ingin tetap biasa.
Modusnya kepala sekolah meminta uang bangku kepada orang tua siswa.
Baca juga: PPDB SD dan SMP di Inhu Dimulai Tanggal 1 Juli 2022
Baca juga: PPDB Online SMA/SMK Negeri di Riau Resmi Dibuka, Cek di Sini Syarat, Alur dan Jadwal Pendaftarannya
Sebab daya tampung sudah penuh, sehingga harus membuka kelas baru untuk siswa titipan yang tidak lulus karena daya tampungnya sudah penuh.
"Kepsek jangan membuat kebijakan sendiri, karena ada kejadian, misalnya ada kepala sekolah yang menambah rombel, tolong ini Pak Plt Kadis Pendidikan diawasi," kata Gubri Syamsuar, Senin (20/6/2022).
Fenomena ini penambahan rombel yang melebihi daya tampung memang kerap terjadi saat PPDB dimulai.
Kondisi ini dicurigai Gubri menjadi ladang bagi kepala sekolah untuk meraup rupiah.
"Mohon maaf ini, mudahan-madahan dugaan saya tidak betul. Tapi saya tegaskan, kalau kepala sekolah menambah rombol ada kepentingan, ada usaha untuk mencari fulus (uang). Kalau sempat ketahuan seperti itu saya akan kasih tahu Pak Kapolda dan Pak Kejati," kata Gubri tegas.
Tidak hanya itu, Gubri bahkan dengan tegas akan memenjarakan kepala sekolah jika ada yang nekat bermain dalam penerimaan siswa baru ini.
Apalagi jika ketahuan dan terbukti meminta uang kepada orang tua siswa.
"Kalau ketahuan kepsek berbuat seperti itu (mencari uang dari PPDB) pasti saya copot. Sebab yang menanggung itu kami, karena kami yang kena kritik. Macam-macam orang kritiknya," katanya.
Karena itu, Gubri meminta kepsek untuk tidak menambah Rombel. Misalnya ada 2 rombel, dalam satu Rombel untuk 38 orang siswa siswa kali dua, maka jangan ditambah-tambah.
Dia menegaskan kembali agar para kepala sekolah tidak main-main menjalankan tugasnya.
"Jadi jangan main-main soal ini (PPDB). Saya sudah tiga tahun di sini, jadi saya faham. Padahal PPBD ini tujuan terbuka, sehingga tidak ada hal-hal yang mengganggu kelancaran PPDB. Harapan saya semoga bapak ibuk amanah semua, jadi kepala sekolah yang betul-betul dapat melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya," katanya. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgio)