Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Terlambat Redam Pengaruh Investasi China, Negara G7 Kini Siapkan Dana US$ 600 Miliar

Pengaruh China terhadap perkembangan ekonomi dunia dengan program investasi Belt and Road China terlambat disikapi negara G7

Editor: Ilham Yafiz
Lukas BARTH / POOL / AFP
Presiden AS Joe Biden berbicara di sebelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel selama pernyataan pers pada hari pertama KTT para pemimpin G7 yang diadakan di Kastil Elmau, Jerman selatan pada 26 Juni 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pengaruh China terhadap perkembangan ekonomi dunia dengan program investasi Belt and Road China, atau Politik Ekonomi Jalan Sutera terlambat disikapi negara-negara Maju G7.

Kini Negara-negara G7 baru menyadari ketertinggalan mereka itu.

Para pemimpin negara G7 menegaskan kembali tekadnya untuk menyaingi program investasi Belt and Road China.

Negara-negara G7 menyiapkan dana mencapai US$ 600 Miliar. Dana besar itu diharapkan bisa terkumpul dalam lima tahun.

Bertemu di Schloss Elmau, Jerman, pada hari Minggu (26/6), para pemimpin G7 resmi meluncurkan kembali program tersebut dengan nama "Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global".

Presiden Joe Biden, berjanji bahwa AS akan mengatur penyediaan dana senilai US$ 200 miliar dalam bentuk hibah, dana federal, dan investasi swasta selama lima tahun. Dana itu akan digunakan untuk mendukung proyek-proyek di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Negara yang dipilih harus sejalan dengan program G7 untuk mengatasi perubahan iklim serta meningkatkan kesehatan global, kesetaraan gender, dan infrastruktur digital.

"Ini bukan bantuan atau amal. Ini adalah investasi yang akan memberikan hasil bagi semua orang. Negara-negara akan melihat manfaat nyata dari bermitra dengan (negara-negara) demokrasi," ungkap Biden, seperti dikutip Reuters.

Lebih lanjut, Biden menegaskan bahwa ratusan miliar dolar sisanya bisa saja datang dari bank pembangunan multilateral, lembaga keuangan pembangunan, dana kekayaan negara dan lainnya.

Biden menyoroti beberapa proyek kelas kakap, salah satunya adalah pengembangan tenaga surya senilai US$ 2 miliar di Angola dengan dukungan dari Departemen Perdagangan, Bank Ekspor-Impor AS, perusahaan AS AfricaGlobal Schaffer, dan pengembang proyek AS Sun Africa.

Dengan bantuan G7 dan Uni Eropa, AS juga akan memberikan bantuan teknis sebesar US$ 3,3 juta kepada Institut Pasteur de Dakar di Senegal untuk mengembangkan fasilitas manufaktur multi-vaksin fleksibel skala industri. Tujuan akhirnya adalah membuat Senegal mampu menghasilkan vaksin untuk Covid-19 dan penyakit lain secara mandiri.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Eropa siap untuk mengumpulkan € 300 miliar selama periode yang sama.

Para pemimpin dari Italia, Kanada, dan Jepang juga sudah merancang program pendanaan dan akan mengumumkannya secara terpisah. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tidak hadir pada pertemuan tersebut, namun keduanya memastikan akan berpartisipasi dalam program investasi global ini.

Program Belt and Road Initiative (BRI) yang dijalankan China merupakan skema investasi global di lebih dari 100 negara serta organisasi internasional. Bidang infrastruktur menjadi fokus utama BRI.

Skema investasi China ini pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan pembangunan ekonomi serta konektivitas antara wilayah yang menjadi target investasi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved