Berita Siak
Program Siak Hijau Direalisasikan Hingga ke Tingkat Tapak, Bupati Siak Gaungkan Investasi Hijau
Bupati Siak Drs H Alfedri MSi menggaungkan investasi hijau hingga ke tingkat nasional.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Bupati Siak Drs H Alfedri MSi menggaungkan investasi hijau hingga ke tingkat nasional.
Investasi hijau yang dimaksud adalah penanaman modal yang mendukung pelestarian alam.
“Kita punya program besar nama Siak Hijau, sebagai upaya pelestarian lingkungan. Mengapa tidak program ini menjadi acuan bagi investor sehingga seluruh investor yang masuk mengacu kepada regulasi Siak Hijau, itulah yang kita namakan investasi hijau,” kata Alfedri, Selasa (28/6/2022).
Ia menyampaikan, investasi hijau ini sudah dipaparkannya di forum Presidensi G20 di Solo bulan lalu. Ia menyebut upaya pemerintah kabupaten Siak untuk dunia usaha dalam mengedukasi masyarakat tentang investasi yang berkelanjutan serta menekankan pada pentingnya komitmen dan dukungan semua pihak.
“Saya diminta jadi pembicara di Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berkolaborasi dengan pemerintah Kota Surakarta dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), lalu saya menyampaikan investasi Siak Hijau ini, yang menarik perhatian Mentri Investasi,” kata dia.
Ia mengatakan, Kementrian Investasi/BKPM dan lembaga lainnya tersebut menyelenggarakan Investment Forum Internasional sebagai salah satu rangkaian kegiatan Road to G20 Indonesia tahun 2022. Kegiatan itu bertajuk “Mendorong Percepatan Investasi Berkelanjutan dan Inklusif”.
Dalam paparan itu, ia menguraikan bahwa Kabupaten Siak miliki lanskap bentang alam hutan dan lahan gambut yang cukup luas, hampir 60 persen area total administrasi. Pada 2015, Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang cukup dahsyat. Rata-rata lahan yang terbakar adalah lahan gambut.
“Kala itu total kerugian negara kita yang jika ditaksir mencapai 2,7 juta hektare atau setara 6 juta USD. Siak ikut memberi kontribusi atas kerugian itu sebagai akibat Karhutla itu. Masyarakat terserang ISPA, ekonomi lumpuh dan anak -anak terpaksa diliburkan dari sekolah.
Perjalanan Pemkab Siak untuk memastikan melindungi hutan dan gambut serta memastikan kesejahteran masyarakat telah berlangsung cukup lama. Upaya itu dilakukan dengan serius.
“Kuta berupaya dengan keras melakukan mitigasi dari kerugian tersebut,” kata dia.
Buah dari keseriusan itu pada 2018 Pemkab Siak menerbitkan Peraturan Bupati (Perbub) tentang Siak Hijau. Seiring berjalannya waktu Perbup tersebut ditingkatkan menjadi Peraturan Daerah (Perda). Perda tersebut menjadi aturan atau pedoman bagi pemangku kepentingan di Siak.
”Regulasi itu hingga saat ini menjadi pedoman seluruh stakeholder bagaimana pengelolaan sumberdaya alam yang baik berkelanjutan dan lestari sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Alfedri mengatakan, target utama Perda tersebut adalah alam di kabupaten Siak bisa dikelola secara berkelanjutan tanpa merusak. Pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan ekonomi juga dapat meningkatkan PAD.
“Di mana-mana kami selalu menegaskan, bahwa program Siak Hijau ini bukan sekadar program popularitas, tetapi program ini wajib direalisasikan hingga tingkat tapak,” kata dia.
Pihaknya melakukan pendekatan dengan rantai pasok memanfaatkan lahan gambut seperti budidaya nanas, sagu, dan pembuatan albumin yang bahan bakunya ikan gabus. Albumin adalah ekstraksi kulit ikan gabus.
“Jadi perusahaan yang memproduksi ikan gabus tersebut saat ini sedang mengembangkan pembudidayaan ikan gabus di kanal dan embung gambut. Jadi kanal atau embung antisipasi Karhutla dapat bermanfaat untuk bahan baku albumin,” kata dia.
”Untuk mendorong program Investasi hijau, kami berkolaborasi dengan semua pihak pemerintah masyarakat swasta dan para pemerhati lingkungan dan para LSM. Salah satu Portofolio yang ada di Siak yaitu PT Alam Siak Lestari yang memproduksi albumin, keberadaanya melibatkan para dokter dan komonitas anak Siak yang membatu produksi albumin ini,” terangnya.
Alfedri menambahkan, pada kegiatan di forum presidensi G20 ia diundang oleh Kementerian Investasi untuk berbicara secara terbuka. Pemkab Siak juga mendapat kesempatan untuk memamerkan produk Albumin di stand pameran pada kegiatan itu.
Laboratorium Albumin
Laboratorium albumin sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan di Siak. Laboratorium ini dikembangkan oleh PT Alam Siak Lestari, di jalan Tengku Buwang Asmara/Sapta Taruna, Kecamatan Siak.
Menariknya, Direktur PT Alam Siak Lestari adalah Musrahmad, seorang anak muda Siak yang konsen terhadap perkembangan program Siak Hijau. Ia juga mempunyai partisipasi yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan.
“Alhamdulillah, laboratorium albumin kita berlangsung selama setahun. Laboratorium ini khusus untuk menganalisa, mengecek dan memproduksi albumin,” kata Musrahmad atau Igun.
Ia menjelaskan, albumin (albus, white) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke segala jenis protein monomer yang larut dalam air atau garam dan mengalami koagulasi ketika terpapar panas. Laboratorium albumin di Siak menghasilkan ekstrak ikan gabus.
“Insyaallah ini laboratorium albumin pertama dan satu-satunya di provinsi Riau. Mudah-mudahan peternak ikan gabus berbahagia karena kita menggunakan bahan baku ikan gabus,” kata dia.
Igun juga membenarkan bekerja sama dengan masyarakat untuk mendapatkan bahan baku. Ia juga mendukung bila embung Karhutla dijadikan sebagai tempat pembudidayaan ikan gabus.
Sebelumnya Wakil Bupati Siak Husni Merza yang didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Siak Susilawati sudah meninjau laboratorium itu. Husni dan Susilawati cukup mengapresiasi PT Alam Siak Lestari yang menciptakan peluang baru sebagai efek baik dari program Siak Hijau.
Husni Merza mengatakan, kehadiran laboratorium albumin ini memberikan angin segar kepada masyarakat terutama yang beternak ikan gabus.
“Saya kira ini luar biasa sekali, sebagai laboratorium mengekstrak ikan gabus menjadi albumin. Pemkab Siak akan mendukung laboratorium ini untuk berkembang,” kata dia.
Kandungan Albumin di dalam ikan gabus, yakni protein di plasma darah yang fungsinya menjaga cairan dalam darah tidak bocor ke jaringan lain. Protein ini juga membantu membawa berbagai zat ke seluruh tubuh, seperti hormon, vitamin dan enzim.
"Pemerintah Kabupaten Siak sendiri mendukung dan mensuport dengan adanya laboratorium ini. Alhamdulillah untuk di Provinsi Riau, ini merupakan satu-satunya Laboratorium khusus menganalisa, mengecek dan memproduksi Albumin yang diekstrak dari ikan khususnya ikan gabus,” kata Husni.
Husni juga mendorong, perusahaan itu mengambil ikan dari budidaya ikan gabus di lahan gambut.
Laboratorium ini merupakan salah satu yang menarik untuk dikunjungi di Siak.
“Perusahaan ini bukan hanya berbisnis tapi juga menjaga dan memperhatikan alam, yang juga sesuai dengan visi kelestarian kita serta program Siak Hijau,” kata Wabup Husni.
Dengan adanya Laboratorium PT Alam Siak Lestari, yang memproduksi Albumin yang diekstrak dari ikan gabus, bisa membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk memelihara ikan gabus. (tribunpekanbaru.com/mayonal putra)