Riau Darurat PMK
BREAKING NEWS: Riau Darurat PMK, Dinas PKH Riau Pantau Hewan Ternak dan Percepat Vaksinasi
Usai resmi dinyatakan Riau siaga darurat PMK, PKH Riau langsung melakukan pemantauan dan pengawasan hewan ternak di kabuparten dan kota
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Resmi berstatus siaga Darurat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau langsung melakukan pemantauan dan pengawasan, baik daerah hewan ternaknya banyak terpapar PMK maupun tidak.
Pemantauan dan pengawasan itu melibatkan stake holder terkait yang ada di daerah.
Koordinasi terus dilakukan untuk mengetahui perkembangan kasus PMK.
Selain itu, pihaknya juta terus menggesa pelaksanaan vaksinasi untuk hewan ternak di Riau.
Pekan depan, Provinsi Riau kembali mendapatkan 50 ribu dosis vaksin untuk hewan ternak dari Kementerian Pertanian.
Vaksin itu, merupakan tahap kedua yang akan diterima Riau, guna pencegahan dari Penyakit Mulut dan Kuku atau yang kini sedang mewabah di Riau.
"Pekan depan, kita akan mendapatkan tambahan 50 ribu dosis lagi," kata Kepala Dinas PKH Riau, Herman, MT, Jumat (15/7/2022).
Sebelumnya, pada tahap pertama Riau sudah mendapatkan alokasi vaksin PMK sebanyak 7.400 dosis.
Penerimaan dan pelepasan pendistribusian ke kabupaten kota langsung dipimpin Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar pada 27 Juni lalu.
Dijelaskan Herman, kementerian terkait sebenarnya telah siap mengalokasikan bantuan vaksin lebih dari jumlah yang akan didistribusikan pada tahap kedua tersebut.
Namun kerusakan pada tempat penyimpanan vaksin (cold room) menjadi kendala.
Dinas PKH Riau sempat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Riau agar bisa menampung stok vaksin PMK.
Namun, sedang dipergunakan untuk penyimpanan vaksin Covid-19.
Sebagai gantinya, kulkas biasanya digunakan untuk es atau bahan makanan terpaksa disulap menjadi tempat penyimpanan vaksin. pengaturan suhu kulkas pun disesuikan, agar vaksin tidak rusak.
"Ini sementara solusi kita. Caranya kulkas harus steril dan suhunya juga kita atur, disesuaikan agar vaksin tidak rusak," ujar Herman.
			