Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Riau

Gara-gara Masalah Ini Presiden Beri Warning Lima Gubernur di Sumatera, Termasuk Gubri

Presiden Republik Indonesia memberikan peringatan kepada gubernur yang di daerah termasuk Gubri.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
Grafis Tribun/Didik Ahmadi
Presiden Republik Indonesia memberikan peringatan kepada gubernur yang di daerah termasuk Gubri. Foto Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Presiden Republik Indonesia memberikan peringatan kepada gubernur yang di daerah termasuk Gubri.

Peringatan ini diberikan pada kepala daerah yang wilayahnya terjadi inflasi tertinggi se Indonesia.

Ada lima provinsi di Indonesia yang masuk dalam daftar inflasi tertinggi se Indonesia. Termasuk Provinsi Riau.

Untuk diektahui, Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.

Kelima provinsi yang mengalami inflasi tertinggi se Indonesia tersebut seluruhnya ada di Pulau Sumatera.

Di antaranya adalah Provinsi Jambi, Sumbar, Bangka Belitung, Riau dan Provinsi Aceh.

Hal tersebut diungkap Presiden RI Jokowi saat memimpin Rakornas pengendalian Inflasi secara virtual dan diikuti oleh Gubernur se Indonesia, Kamis (18/8/2022).

Sementara Gubernur Riau Syamsuar mengikuti Rakornas tersebut secara virtual di Gedung Daerah, Kamis (18/8/2022).

"Kita lihat 5 provinsi dengan tingkat inflasi tertinggi. Ini harus dilihat secara detail, yang menyebabkan ini apa," kata Presiden Jokowi dalam rakornas tersebut.

Preseiden dalam Rakor tersebut secara rinci menjelaskan lima provinsi yang inflasi tertinggi se Indonesia. Diantaranya adalah Jambi 8,55 persen.

Kemudian, Sumbar, 8,01 persen. Selanjutnya Bangka Belitung 7.77 persen. Kemudian Riau 7,04 persen, dan Aceh 6,97 persen.

"Saya akan turun ke daerah, nanti kalau saya tanya jangan gelangapan ya," kata Jokowi keras memberikan peringatan kepada para gubernur yang daerahnya mengalami inflasi tinggi dan harus menekan inflasi itu dibawah 5 persen.

Menanggapi peringatan keras dari Presiden tersebut, Gubernur Riau Syamsuar, Kamis (18/8/2022) mengatakan bahwa pengendalian inflasi di Riau menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus segera dituntaskan.

"Ini PR kita, tadi sudah langsung disampaikan pak presiden. Beliau sudah sebut Riau (masuk 5 besar inflasi tertinggi se Indonesia). Ini harus jadi kerja keras kita bersama agar inflasi di riau dapat dikendalikan dengan baik," kata Syamsuar.

Tingginya inflasi di Riau, membuat publik di Riau mempertanyakan kinerja Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau yang diketaui oleh Sekdaprov Riau, SF Hariyanto.

"TIPD harus mencari solusi naiknya inflasi, agar inflasi dapat dikendalikan. Salah satu penyumbang terbesar inflasi adalah cabai merah," kata Gubri.

Syamsuar mengungkapkan, cabe menjadi komoditi bahan pokok yang menyebabkan inflasi di Riau. Saat ini Provinsi Riau masuk 5 besar inflasi tertinggi se Indonesia.

Gubri mengatakan, salah satu solusi untuk menekan inflasi daerah akibat cabai adalah dengan menanam cabai. Sehingga Riau ke depan tidak bergantung dengan provinsi lain.

"Karena kalau kita masih bergantung dengan provinsi tetangga, maka harga cabai ini sulit dikendalikan karena biaya transportasi akan mempengaruhi," ujarnya.

Gubri menegaskan, langkah cepat untuk menekan tingginya inflasi akibat harga cabai merah naik. Pemprov Riau akan melakukan operasi pasar di tiga wilayah, yakni Kota Pekanbaru, Dumai, dan Kabupaten Indragiri Hilir.

"Saya sudah minta agar nanti di Pekanbaru agar dibuat beberapa titik pasar murah cabai, agar harga cabai dapat kita tekan," katanya.

Gubri Syamsuar dengan kecewa menginstruksikan kepada bawahanya, tidak boleh lagi berkerja standar. Dibutuhkan terobosan dan inovasi untuk menekan laju inflasidi Riau. Sehingga ekonomi Riau bisa ikut membaik.

"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi baik, inflasi harus ditekan. Pak presiden minta harus dibawah 5 persen. Ini harus jadi kerja keras kita bersama," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved