Tentara Rusia Bantai 440 Warga Ukraina Lalu Ditanam di Dalam Hutan
Tentara Rusia membantai 440 warga Ukraina. Mereka dibunuh dengan keji lalu ditanam di sebuah lubang di dalam hutan di dekat Kota Kharkiv
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM, KHARKIV - Tentara Rusia dituduh melakukan genosida terhadap ratusan warga Ukraina, setelah ditemukan 440 mayat di sebuah kuburan massal yang berada di sebuah hutan di dekat Izyum, pinggiran Kota Kharkiv.
"Mereka disiksa, ditembak lalu dilempar ke dalam lubang<" sebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dikutip Tribunpekanbaru.com dari Daily Star pada Sabtu (17/9/2022).
Volodymyr Zelensky mengatakan,
korban yang dibunuh tentara Vladimir Putin itu tak hanya militer namun juga warga sipil.
Jasad korban tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Rata-rata tulang tubuh mereka patah, sebagian jasad yang lain terikat tali di bagian leher.
Baca juga: Masih Digempur Rusia, Ukraina Diam-diam Minta Tambahan Bantuan Senjata Canggih dari Amerika
Baca juga: Ukraina Berperang Kreatif! Perbaiki Tank & Senjata Rusia untuk Melawan Rusia
“Anak-anak dan orang dewasa. Sipil dan militer. Disiksa, ditembak, dibunuh,” kata Zelensky.
“Bahkan ada beberapa keluarga dimakamkan di sana: ibu, ayah, dan anak perempuan dibunuh dengan keji,” tambahnya
Kawasan Izyum dan desa-desa sekitarnya sendiri berhasil dibebaskan dari pendudukan Rusia beberapa pekan lalu.
Pembebasan itu dipandang sebagai kekalahan terburuk Moskow sejak pasukan Vladimir Putin mundur dari Kiev pada Maret lalu.
“Tentara Rusia telah berada di wilayah Kharkiv selama lebih dari lima bulan," kata Zelensky.
“Selama menduduki daerah itu, Rusia melakukan penghancuran,
dan merampas harta warga desa.
Dan yang paling buruk adalah, Rusia sudah melakukan genosida.” tambahnya.
Saat ini, polisi Ukraina melakukan pemeriksaan forensik terhadap seluruh mayat.
Kepala polisi Ukraina, Ihor Klymenko mengatakan bahwa sebagian besar yang dikubur di hutan itu adalah warga sipil.
Saat ini, penggalian terus dilakukan.
Liz Throssell, juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan pada konferensi pers di Jenewa,
bahwa organisasi tersebut berencana untuk mengirim pemantau ke kota itu .
"Kita akan mencoba mengungkap lebih banyak tentang apa yang mungkin telah terjadi di sana", sebutnya.
( Tribunpekanbaru.com / Guruh Budi Wibowo )
