Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah Nabi Yakub dan Mukjizat Nabi Yakub, Syekh Labban dan Poligami 4 Istri

Berikut ini kami paparkan Kisah Nabi Yakub dan mukjizat Nabi Yakub serta bertemu Syekh Labban dan poligami karena ia memiliki 4 istri .

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Ilustrasi
Kisah Nabi Yakub dan Mukjizat Nabi Yakub, Syekh Labban dan Poligami 4 Istri 

Hal ini dikarenakan Yakub mempunyai sifat-sifat yang sudah mencerminkan seseorang yang saleh dan setiap perbuatannya selalu terpuji. Sifat saleh dan perbuatan terpuji ini tak pernah dimiliki oleh Ish.

Semakin beranjak dewasa, pertengkaran antara Ish dan Nabi Yakub semakin sering terjadi, kakak dari Nabi Yakub selalu mengejek adiknya dan sudah berkali-kali adiknya tidak membalas ejekan itu dan selalu sabar ketika sedang diejek.

Hingga pada suatu waktu, Ya;qub mulai merasa resah dan bilang kepada Nabi Ishak A.S bahwa kakanya sudah mengejeknya.

Mendengar cerita dari Nabi Yakub , Ish mulai diberikan nasihat oleh Nabi Ishak A.S. Setelah melihat kebiasaan buruk Ish yang tak kunjung berubah, Nabi Ishak A.S dan istrinya berencana untuk segera menikahkan Ish.

Dengan menikah, diharapkan sifat dan perilaku Ish dapat berubah ke arah yang lebih baik. Ish pun menikah dengan perempuan yang dipercaya oleh dirinya.

Namun, sifat dan perilaku Ish kepada Yakub tetap sama dan tidak berubah walaupun sudah hidup berumah tangga. Yakub yang menrima ejekan, hinaan, dan ancaman dari kakanya, mulai menceritakan hal ini kepada ayahnya.

Nabi Ishak A.S. Sang ayah yang mendengar cerita dari Yakub mulai memohon kepada Allah dan berdoa, “Semoga engkau bisa mewarisi sifat kenabian yang kumiliki, anakku dan aku berdoa semoga engkau kelak akan menurunkan beberapa nabi dan raja dari garis keterunanmu, anakku.”

Perjalanan Menuju Irak

Meskipun sudah diberi nasihat berkali-kali, Ish tetap tidak menyukai Yakub dan selalu mengejek dan menganiaya Yakub. Melihat peristiwa itu terus berlangsung, Nabi Ishak A.S berkeinginan untuk menitipkan Yakub kepada saudara istrinya dengan tujuan agar Ish tidak bisa mengganggu, mengejek, dan menganiaya adiknya, Yakub. Nabi Ishak A.S mulai menceritakan idenya ini kepada istrinya bahwa Yakub akan dititipkan kepada Syekh Labban yang merupakan saudara dari istrinya. Tempat tinggal dari Syekh Labban ada di Faddan A’ram (Irak).

Yakub adalah seorang anak yang taat kepada kedua orang tua. Yakub yang mendengar saran ini pun mengikuti arahan dari Nabi Ishak A.S. Meskipun pindah ke Irak, tetapi orang tua dari Yakub selalu berpesan, “semoga di sana kamu bisa belajar ilmu agama pada pamanmu.” Selain itu, Nabi Ishak A.S berpesan bahwa harus berhati-hati ketika menyusuri dari jalan menuju Irak.

Setelah selesai shalat Subuh, Yakub mulai bergegas menuju Irak untuk tinggal di rumah paman Syekh Labban, ia membawa bekal dan pakaian tidak begitu banyak serta diletakkan di dalam kantung. Orang tua dari Yakub pun mengantarkan anaknya sampai pintu depan rumah. Ketika berpamitan, Yakub diamanatkan oleh ayahnya agar memberikan surat kepada Syekh Labban.

Perjalanan yang dilalui Yakub ini merupakan gurun pasir dan sahara yang sangat luas, sehingga beberapa kali Yakub perlu mengistirahatkan dirinya agar tidak terlalu lelah. Perjalanan menuju ke Irak juga dilakukan pada malam hari sedangkan pada siang hari digunakan untuk beristirahat. Ketika beristirahat dan merasa perlu mengisi energi, maka Yakub mulai membuka perbekalannya dan memakannya.

Yakub yang percaya bahwa bisa sampai ke Faddan A’ram (Irak). Berkat rasa percaya itulah muncul rasa sabar dan tabah bahwa perjalanan melewati gurun pasir dan sahara yang luas merupakan ujian pertama yang diberikan oleh Allah. Yakub yang mulai merasakan kalau dirinya sangat lelah, mulai mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat dan agar bisa tertidur pulas.

Ketika tidur karena sangat lelah, Yakub bermimpi bahwa kehidupan di masa depan penuh dengan rezeki dan kehidupannya penuh dengan kedamaian, mulai dari keluarga hingga anak cucu dan mampu mendirikan kerajaan yang cukup besar yang sejahtera.

Setelah bangun dari tidur dan mimpinya, Yakub bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanannya Faddan A’ram (Irak). Di tengah perjalanan itu, beliau terus-terusan berpikir arti dan makna dari mimpinya tadi.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved