Berita Riau
Rentan Terserang PMK, Peternakan di Riau Diminta Waspada Saat Musim Penghujan
Musim penghujan, menurut Satgas PMK Riau sangat berpengaruh pada rentannya hewan ternak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: CandraDani
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Juru Bicara (Jubir) Satgas penyakit mulut dan kuku (PMK) Provinsi Riau, drh Fara Linda Sari mengingatkan kepada peternak sapi di Riau untuk memperhatikan kesehatan dan kebersihan hewan ternaknya.
Pasalnya kata Fara saat ini cuaca di Riau sudah mulai masuk musim hujan.
Sebab menurut keterangan Fara, musim penghujan yang terjadi saat ini, ternyata berpengaruh pada rentannya hewan ternak terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau ini menjelaskan, kondisi hewan ternak yang tidak sehat dan menurunnya kesehatan akibat pengaruh cuaca membuat berisiko terinfeksi penyakit PMK.
"Apalagi hujan, biasanya membuat kondisi ternak menurun," katanya.
Fara menjelaskan, saat musim penghujan tiba, kondisi lingkungan cenderung jadi lembab, sehingga menyebabkan virus PMK dapat bertahan lama di suatu lingkungan.
Untuk itu, kata Fara, untuk menghindari risiko hewan terinfeksi PMK, peternak diminta berperan aktif mendukung terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok pada peternakan.
Selain itu, Fara Linda Sari mengatakan, bahwa untuk memutus mata rantai penyebaran PMK di Riau dibutuhkan peran aktif peternak, untuk bisa mencapai herd immunity. Dimana, harus 80 persen populasi ternak yang rentan PMK sudah harus tervaksinasi.
Satgas, kata Fara, juga memerlukan bantuan peternak untuk mengondisikan ternaknya agar siap untuk divaksinasi.
"Mengumpulkan ternak yang dilepas dan dikandangkan, sehingga ketika petugas vaksin datang ternak siap divaksinasi, tidak memakan waktu lama," katanya.
Fara menjelaskan, kondisi saat ini vaksinator kadang masih harus menunggu peternak menangkapi sapi padahal sudah dikonfimasi sehari sebelumnya.
"Jadi petugas juga bantu-bantu nangkap ternak. Habis waktu dan tenaga," ujarnya.
Hal ini yang menjadikan serapan vaksinasi jadi kecil, tenaga vaksinator habis namun kerja tidak terlihat dalam capaian vaksin.
"Jadi, memang masih dibilang capaian vaksinasi rendah. Hal ini terjadi karena kondisi ternak kita yang diliarkan dan tidak dikandangkan, itu menjadi hambatan untuk capaian vaksinasi," katanya.
Sementara, untuk update data penyebaran PMK terakhir di Riau, hingga saat ini, sudah terdapat total 4.554 kasus PMK di Riau. Dari total tersebut, adalah milik dari 551 orang peternak. Di 9 Kabupaten/ kota, dengan rincian 73 Kecamatan, dan 230 desa.
