Reda Fenomena Cyberbullying, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UIR Gelar Penyuluhan ke Siswa

Cyberbullying paling sering terjadi melalui pesan teks dan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Snapchat, dan TikTok.

Istimewa
Penyuluhan Cyberbullying oleh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UIR kepada siswa sekolah 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bullying telah menjadi masalah sejak lama, dan itu bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Munculnya internet dan media sosial menciptakan bullying semakin canggih, cyberbullying.

Cyberbullying adalah perbuatan yang mengirim, memposting, atau berbagi konten negatif, berbahaya, palsu, atau jahat tentang orang lain, dan dapat mencakup berbagi informasi pribadi atau pribadi tentang orang lain yang menyebabkan rasa malu atau penghinaan.

Lebih jauh lagi, cyberbullying berpotensi memiliki efek yang lebih merugikan daripada bullying tradisional, karena kekuatan internet menyebar jauh dan luas.

Cyberbullying paling sering terjadi melalui pesan teks dan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Snapchat, dan TikTok.

Itu dapat terjadi di mana saja secara online, menjadikannya jenis pelecehan paling umum yang dialami siswa sekolah menengah dan atas.

Sayangnya fenomena itu dinilai wajar, sehingga tak dilaporkan kepada orang tua atau guru.

Menanggapi fenomena cyberbullying yang mulai marak saat ini, sejumlah dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR) melaksanakan penyuluhan di SMKN 2 Teluk Kuantansingingi, pada Senin (31/10/2022).

Penyuluhan tersebut merupakan program Pengabdian Masyarakat yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan dan berpindah-pindah dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain.

Ketua tim Pengabdian yakni Benni Handayani mengatakan, penyuluhan yang bertemakan "Literasi Digital sebagai Upaya Kontrol Diri dari Kekerasan Verbal Dalam Media Sosial" tersebut bersifat pada pencegahan dengan menyasar ke usia remaja.

Hal itu karena siswa merupakan kelompok remaja yang sangat rentan terpapar efek buruk dari penggunaan media sosial.

Benni mengatakan, sangat penting melakukan penyuluhan soal kekerasan verbal dalam bentuk cyberbullying.

Sebab kekerasan verbal sudah sangat memprihatinkan di dunia maya saat ini.

Sebagai akademisi, timnya wajib berkontribusi untuk memperbaiki fenomena negatif tersebut.

"Dimulai dari lingkungan terdekat, tidak sedikit kasus tragis yang dialami remaja justru diakibatkan oleh perundungan baik secara langsung maupun melalui media sosial. Apalagi jika orang tua lalai dalam memperhatikan perkembangan psikologis anaknya hari demi hari, maka bencana buruk tentu tidak dapat dielakkan," bebernya.

Menurutnya, anak-anak remaja usia sekolah perlu memahami literasi media sosial dan etika bermedia sosial.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved