Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Nasib Pelaku Bullying di SMP Plus Baiturrahman Setelah Video Perundungan Viral di Medsos

Perundungan dilakukan sekelompok siswa terhadap satu temannya dengan cara memasangkan helm, kemudian secara bergantian mereka menendang dan memukul

Editor: Sesri
TRIBUNJABAR.ID/NAZMI ABDURRAHMAN
Suasana di SMP Plus Baiturrahman, Jalan Nagrog Kota Bandung, Sabtu (19/11/2022). Yudarmi, orang tua siswa SMP Plus Baiturrahman yang diduga jadi korban bullying alias perundungan, menyebut anaknya sering dirundung teman sekelasnya. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Video dugaan perundungan yang dilakukan sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kota Bandung viral di media sosial Twitter, Jumat 18 November 2022 malam.

Video berdurasi 21 detik itu merekam sekelompok anak SMP berseragam batik biru tengah merundung kawannya.

Perundungan dilakukan sekelompok siswa terhadap satu temannya dengan cara memasangkan helm, kemudian secara bergantian mereka menendang dan memukul korban.

Korban yang mendapat tendangan dan pukulan di bagian kepala itu, kemudian tergeletak jatuh ke lantai.

Terlihat seorang siswa SMP, kemudian menindih korban yang sudah tak berdaya di lantai.

Dalam video tersebut, diberikan keterangan telah terjadi bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung.

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman, Saefullah Abdul Muthalib, saat ditemui di ruangannya, Jalan Nagrog, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Sabtu (19/11/2022) mengatakan pelaku perundungan di SMP Plus Baiturrahman, bakal diberikan sanksi berupa pemisahan belajar hingga akhir masa ajar.

Pelaku dan korban, diketahui merupakan siswa kelas 9.

Terhadap pelaku, pihak sekolah bakal memberikan pembelajaran secara daring.

"Kita ada pemberian efek jera dari pihak sekolah kepada pelaku, melalui teguran dan nasehat dan mungkin juga akan memberikan cara pembelajaran yang berbeda dengan siswa lain, sanksinya seperti itu," ujar Saefullah.

"Proses pembelajaran akan kita bedakan, mungkin pelaku ini belajar secara daring, supaya lebih kondusif lagi pembelajarannya, pelaku tetap belajar dan korban juga tetap belajar," tambahnya.

Atas peristiwa ini, pihak sekolah pun meminta maaf kepada orang tua korban, karena sudah lalai dalam melakukan pengawasan di sekolah.

"Jelas, secara pribadi dan lembaga kami sudah meminta maaf kepada keluarga atas kelalaian kami, terlebih kepada publik secara umum, kepada kepala dinas, kementrian pendidikan dan ini menjadi langkah awal untuk memperketat sistem pengawasan di sekolah kami," ucapnya.

Ortu Sebut Korban Sering Dibully

Yudarmi, orang tua siswa SMP Plus Baiturrahman yang diduga jadi korban bullying alias perundungan, menyebut jika anaknya sudah sering dirundung teman kelasnya.

Dari sekian banyak perundungan yang diterima anaknya, kata dia, peristiwa kemarin menjadi yang terparah dan tidak dapat ditolelir lagi.

"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja. Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta, sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ujar Yudarmi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (19/11/2022).

Menurut Yudarmi, anaknya memang pendiam dan tidak bicara jika mendapat perundungan dari teman-temannya.

"Anak saya memang pendiam tidak ngomong, seperti di video dia diam saja tidak melawan sama sekali," katanya.

Saat ini, pihaknya memutuskan untuk menempuh jalur hukum dengan membuat laporan ke Polsek Ujungberung.

"Tetap jalur hukum," katanya.

Selain itu, pihaknya pun sudah meminta kepada pihak sekolah agar mengeluarkan pelaku perundungan dari sekolah.

"Tadi saya sudah ngomong kepada Kepala Sekolah, saya mengajukan dua pilihan, pertama anak ini (pelaku) di keluarkan, atau anak saya (korban) saya tarik dan saya akan lanjut (proses hukum) dan tadi pihak sekolah sudah membuat keputusan, anak ini (pelaku) di rumahkan saja, jadi belajarnya di rumah saja sampai selesai karena paling kelas tiga cuma beberapa bulan lagi," ucapnya.

( Tribunpekanbaru.com / Tribun Jabar)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved