Video Berita

VIDEO: 6 Ekor Kawanan Gajah Rusak 4 Hektar Kebun Sawit Warga di Pelalawan

"Keberadaanya sekarang sulit dimonitor karena terjadi pergerakan yang cepat. Dari kebun warga ke HTI perusahaan dan kawasan hutan," terang Andri

Penulis: johanes | Editor: David Tobing

TRIBUNPEKANBARU.COM, PELALAWAN- Konflik gajah sumatera dengan masyarakat petani di Kabupaten Pelalawan kembali terjadi. Kali ini, rombongan gajah liar merusak kebun warga di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, Senin (6/2/2023).

Kawanan gajah liar tersebut berkeliaran di kebun kepala sawit milik masyarakat dan merusak tanaman yang ada. Binatang yang mempunyai belalai itu berkeliling di kebun sawit warga sekaligus mencari makanan, seperti kesasar dan tidak tahu lagi jalan untuk pulang ke habitatnya di hutan. Kondisi ini membuat masyarakat petani sangat resah karena menimbulkan kerugian yang cukup besar.

"Kebun adik saya kemarin habis dibabat sama gajah-gajah itu. Satu sisi kita kasihan ke warga, tapi tak bisa berbuat banyak juga," kata anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pelalawan, Nazaruddin Arnazh kepada tribunpekanbaru.com, Senin (6/2/2023).

Nazaruddin Arnazh menyebutkan, gajah liar yang merusak sawit warga sudah dua pekan menghuni kebun masyarakat dan terus berpindah-pindah tempat. Petani sudah kewalahan untuk mengusir dan menghalaunya. Di satu sisi, penduduk desa tidak bisa melakukan hal-hal yang ekstrim hingga melukai mamalia besar itu, karena dilindungi Undang-undang dan aturan negera.

"Kita berharap BKSDA Riau segera bertindak dan mencari solusi atas keberadaan gajah itu. Jangan sampai masyarakat putus asah dan melakukan hal-hal yang tak diinginkan," terang Politisi Partai PAN Pelalawan ini.

Kepala Desa Betung, Darman saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan gajah yang semakin meresahkan masyarakat. Kebun warga sudah banyak yang dirusak dan semakin lama tentu sawit yang dimakan kian banyak. Pihaknya telah melaporkan konflik ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. Untuk ditangani dan mencari cara agar binatang bernama latin Elephas Maximus Sumatrensis ini keluar dari kebun petani dan kembali ke habitatnya.

"Sekarang kami sedang ke lokasi bersama petugas dari BKSDA. Mereka datang dan turun bersama-sama ke kebun yang dirusak gajah itu," tutur Darman.

Darman menyampaikan, sebenarnya gajah sumatera itu mulai masuk awal pada Januari lalu. Kemudian dilakukan pengusiran menggunakan cara-cara tradisional dengan bunyi-bunyian seperti petasan hingga bedil atau paralon yang diisi dengan spirtus. Kawanan gajah sebanyak 6 ekor itu sempat pindah ke desa lain beberapa hari.

Ternyata gajah dewasa itu kembali lagi pada 25 Januari lalu ke arel kebun masyarakat di Desa Betung. Para petani kembali memblokade kebun masing-masing agar gajah tidak bergerak merusak sawit. Total kebun yang telah dirusak mencapai 4 hektar lebih dengan tahun tanam mulai satu tahun hingga yang sudah berubah sekitar 4 tahun. Hewan bertelinga lebar itu mencabut batang sawit dan memakan bagian pucuknya.

"Ada 6 ekor gajahnya. Semuanya tampaknya sudah dewasa karena badannya besar dan ada yang sudah memiliki belalai sampai setengah meter," tandas Darman.

Pihaknya berharap dengan turunnya personil BKSDA Riau dapat mencari solusi untuk mengusir gajah dan menggiringnya kembali ke hutan. Sehingga kerugian yang dialami petani tidak bertambah banyak.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau menurunkan tim untuk memitigasi konflik gajah liar dengan petani kelapa sawit di Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan pada Senin (6/2/2023) lalu.

Tim mitigasi dikirim setelah BKSDA Riau mendapatkan laporan terkait gajah liar yang masuk ke kebun masyarakat dan terjadi interaksi negatif yang menyebabkan kerusakan kelapa sawit warga masyarakat. Tim yang turun telah menemui perangkat desa Talau dan masyarakat petani serta melakukan pengecekan ke lokasi kebun yang dimasuki gajah liar.

"Sampai saat ini kami masih menunggu laporan lengkap dari tim yang kita turunkan kemarin. Ini sebenarnya bukan pertama kali, sudah penangan lanjutan," terang Kepala BKSDA Riau Genman Suhefti Hasibuan melalui Kabid Wilayah l Andri Hansen Siregar kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (7/2/2023).

Andri Hansen menerangkan, gajah liar yang masuk ke kebun warga Desa Betung merupakan gajah yang sebelumnya ditangani di Desa Talau Kecamatan Pangkalan Kuras beberapa waktu lalu. Saat konflik di Desa Talau, tim BKSDA yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan para pihak telah berhasil menggiring kawanan gajah sumatera itu ke habitatnya di hutan Tesso Nilo. Mamalia besar itu sempat berdiam di kawasan hutan yang jauh dari aktivitas manusia maupun perusahaan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved