Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kasus Pembunuhan Wanita di Dumai

Fakta Baru Penemuan Mayat Wanita di Dumai Terungkap, Korban Sempat Mau Membunuh Anak Tirinya

Sejumlah fakta baru dari peristiwa penemuan mayat perempuan di Bukit Kapur, Dumai terungkap.

Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: M Iqbal
Tribunpekanbaru.com/Donny Kusuma
Proses pemakaman korban yang ditemukan tewas dalam karung di RT 02 Gurun Panjang, Dumai. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Sejumlah fakta baru dari peristiwa penemuan mayat perempuan di Bukit Kapur, Dumai terungkap.

Hal tersebut diceritakan oleh Sunan Hariono, Ketua RT 10 Kelurahaan Gurun Panjang, tempat korban tinggal.

Sebelumnya, warga Bukit Kapur dibuat gempar dengan penemuan sesosok mayat perempuan yang diketahui warga Gurun Panjang berinisial K pada Jumat (28/8/2023).

Saat ditemukan mayat wanita tersebut terbungkus dalam karung terletak di bawah jembatan sungai 1 Jalan Akasia area PT Arara Abadi RT 013 Kelurahan Bukit Kapur Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai. 

Polres Dumai berhasil mengungkap kasus ‎pembunuhan wanita yang ditemukan terbungkus didalam karung di bawah jembatan.

Fakta lain mulai terungkap saat Tribunpekanbaru.com, melakukan wawancara terhadap Ketua RT 10 Kelurahaan Gurun Panjang, tempat korban Tinggal, Sunan Hariono. 

Sunan Hariono membeberkan fakta fakta sesungguhnya yang terjadi baik berdasarkan pernyataan anak-anaknya maupun keseharian warganya. 

Ia menambahkan, korban dan pelaku yang merupakan suaminya, merupakan warga yang baru saja pindah dari pulau Jawa ke Dumai, pada April 2023, yang mana awalnya suaminya bersama dua anaknya lebih dulu datang ke Dumai. 

"Selang sebulan korban menyusul pelaku dan anak-anaknya ke Dumai, jadi pelaku dan korban ini merupakan pasangan duda anak satu dan janda anak satu yang sudah menikah. jadi anak kandung korban ini pelaku perempuan dan anak laki laki merupakan anak tiri korban," katanya, Senin (28/8/2023) kepada Tribunpekanbaru.com.

Sunan menjelaskan, keseharian korban dan pelaku merupakan seorang pedagang Bakso, sedangkan anak nak korban tidak sekolah selama di kota Dumai. 

Lebih lanjut dibeberkanya, korban dan pelaku (suami) memang sering ribut, bahkan dirinya pernah diminta suami korban untuk menasehati korban, agar hidup rukun. 

"Saya pernah mendatangi mereka untuk menjadi penengah agar Rumah tangganya kembali harmonis, bahkan saya menasehati mereka itu pada Selasa (22/8/2023) sambil menyerahkan dokumen kependudukan mereka yang telah siap," imbuhnya. 

Berdasarkan keterangan pelaku (suami), Sunan menambahkan, bahwa Korban selalu bersikap kasar kepada anak anak nya, bahkan korban sempat hendak membunuh anak tirinya, menggunakan sebilah pisau dapur, untungnya pelaku sempat bertindak cepat dengan mengambil pisau dari tangan korban. 

"Memang berdasarkan keterangan pelaku (suami) korban ini selalu kasar dengan anak anaknya, selalu marah tanpa sebab, bahkan korban tidak memperbolehkan anak anaknya untuk sekolah," sebutnya. 

Tidak hanya itu, Tambahnya, Korban yang merupakan mantan TKI tersebut, sering kedapatan selingkuh dengan laki laki lain, oleh pelaku (suami) hal itu didapati dari obrolan mesra di media sosial korban dengan laki laki lainnya.

Sunan memaparkan, berdasarkan keterangan pelaku yang merupakan anak kandung dan tiri korban. Korban Dihabisi saat terlelap tidur dengan posisi terlentang, kemudian dipukul menggunakan palu besar dibagian dada oleh anak tiri korban, selanjutnya anak kandung dan suami juga ikut memukul hingga korban tewas. 

"Setelah tewas, korban digulung menggunakan tikar kemudian dimasukan kedalam karung, dan lalu di buang oleh mereka bertiga (suami, anak kandung, dan anak tiri korban) ke dalam gorong gorong ‎Jalan Akasia area PT. Arara Abadi RT. 013 Kelurahan, jadi antara rumah korban ke TKP penemuan korban itu cukup jauh," imbuhnya. 

Bahkan, disaat mereka telah menghabisi nyawa korban, pelaku (suami) sempat mengumandangkan Azan ditelinga korban, sedangkan anak anaknya membacakan Al-Fatiha, hal itu dilakukan menurut penuturan anaknya sebagai ungkapan permohonan maaf.

Sunan mengaku, saat ditemui oleh pihak kepolisian dan masyarakat setempat, tidak ada raut penyesalan dari anak anaknya, bahkan sempat terucap dari anak anaknya kata kata "puas" setelah membunuh ibunya. 

"Kalau kami melihat memang anak anaknya ini sudah lama memendam dendam kepada korban, akibat perlakuan kasar ibunya kepada mereka," sebutnya. 

"Korban sudah dikebumikan di RT 02 di kelurahaan Gurun Panjang, saat dikebumikan ada satu anak angkat korban dan suami yang datang dari pondok pesantren di luar kota, ikut menyaksikan proses pemakaman," pungkasnya.

Tribunpekanbaru.com/donny kusuma putra‎

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved