Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Karhutla di Riau

Dari Ribuan, Jumlah Titik Api Mendadak Turun Drastis Sore Hari, di Sumatera Hanya 8 Titik dan Riau 0

Berada diangka 1.737 titik api di Sumatera pada Sabtu (14/10/2023) pagi, namun pada sore harinya jumlah hotspot tersebut langsung menurun drastis.

Penulis: Alex | Editor: M Iqbal
Foto/Istimewa
Petugas gabungan berupaya melakukan pemadaman lahan yang terbakar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -- Walau berada diangka 1.737 titik api di Sumatera pada Sabtu (14/10/2023) pagi, namun pada sore harinya jumlah hotspot tersebut langsung menurun drastis menjadi 8 titik api di Sumatera. 

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satasiun Pekanbaru, Mia V mengatakan, bahkan di Provinsi sama sekali tidak ada titik api yang terpantau.

"Dari 8 titik api di Sumatera, tersebar di 2 daerah, yakni Lampung 5 titik dan Bangka Belitung 3 titik," kata Mia, Sabtu sore.

Sementara itu, titik api di Sumatera Selatan yang jumlahnya diatas 1.000 pada Sabtu pagi, juga sudah tidak ada lagi terpantau pada sore harinya.

Data dari BMKG Pekanbaru pada Sabtu pagi, titik terbanyak masih berada di wilayah Sumatera Selatan, dengan jumlah titik api sebanyak 1.183, disusul kemudian Lampung 188, kemudian Bangka Belitung 177, Jambi 109, Sumatera Barat 34, Riau 27, Bengkulu 17, Aceh 1 dan Kepulauan Riau 1 titik api.

Forecaster On Duty BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin S mengatakan, 27 titik api yang ada di Provinsi Riau terdapat di 3 daerah di antaranya adalah, Indragiri Hulu 24 titik api, kemudian Rokan Hulu sebanyak 2 titik dan Kampar 1 titik api.

Sementara itu, selama sepekan terakhir, kabut asap juga beberapa kali mengganggu penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. 

Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko mengatakan, terdapat enam kali pesawat delay, dengan waktu 30 menit. 

Namun demikian, dikatakannya, keterlambatan tersebut masih dalam kategori delay normal, karena tidak lama setelah itu kabut asapnya tipis dan cepat normal kembali. Selain kabut asap, delay dikatakannya juga disebabkan oleh fog atau kabut pagi.

Sementara itu, untuk pergerakan penumpang selama kabut asap disampaikan Radityo juga masih normal, bahkan juga sempat terjadi peningkatan jumlah penumpang dalam sepekan terakhir tersebut, karena bertepatan dengan keberangkatan jamaah umrah.

"Juga sempat terjadi peningkatan jumlah penumpang, untuk penebangan umrah di extra fligt. Kondisi pasca Covid-19 yang semakin membaik penerbangan semakin meningkat sudah mencapai 80 persen," imbuhnya. 

Sedangkan untuk saat ini dikatakan Radityo, jumlah penumpang rata-rata per hari di SSK II berkisar 7.200 sampai 8.000 penumpang, dan 65 sampai 85 flight, setiap harinya fluktuatif. 

Sementara itu, untuk kondisi kabut asap pada Sabtu pagi hingga sore tampak lebih tipis dari biasanya. Masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah juga sudah mulai banyak yang menanggalkan masker.

( Tribunpekanbaru.com /Alexander)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved