Efektif Memillih Sumur Potensial dengan Kecerdasan Buatan untuk Kedaulatan Energi

Lapangan migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan semakin menua, namun kegiatan produksi harus meningkat untuk menyokong kedaulatan energi nusantara.

Penulis: Fernando | Editor: Ariestia
Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang
Manager Information Management and Data Analytic PHR, Ananta Dwi Bodhitama memperlihatkan sejumlah aktivitas pengeboran di lapangan migas WK Rokan yang terpantau dari layar DICE PHR, Rumbai, Kota Pekanbaru. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Lapangan migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan semakin menua karena sudah beraktivitas sejak tahun 1952 silam.

Namun kegiatan produksi harus meningkat untuk menyokong kedaulatan energi nusantara. Tentu dibutuhkan inovasi digital untuk meningkatkan pencapaian produksi setelah beraktivitas selama 71 tahun.

Digitalisasi menjadi penyokong keberhasilan operasional yang handal dan efisien di Pertamina Hulu Rokan (PHR). Mereka mendorong peningkatan produksi yang berkelanjutan.

Adanya digitalisasi di WK Rokan sangat mendukung upaya memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat.

Satu di antaranya dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Adanya kecerdasan buatan membantu PHR mendeteksi sumur potensial. Para pekerja di lapangan migas tidak mungkin memeriksa satu persatu sumur minyak yang ada di WK Rokan.

Total ada sebelas ribu well atau sumur di 88 lapangan migas yang aktif dalam WK Rokan.

Adanya kecerdasan buatan membantu dalam upaya menelusuri sumur potensial di lapangan migas sehingga bisa meningkatkan produksi demi kedaulatan energi negeri.

Produksi migas saat ini di WK Rokan mencapai 164 ribu barrel minyak per hari. Total jumlah produksi migas di WK Rokan meningkat dari sebelumnya di kisaran 150 ribu barrel minyak per hari.

Capaian produksi tersebut menyokong 25 persen dari total produksi nasional yang mencapai 600 ribu barrel minyak per hari. Teknologi kecerdasan buatan meningkatkan rasio keberhasilan pekerjaan sumur dan mendeteksi anomali produksi dengan lebih cepat.

Ekosistem manajemen informasi dan revitalisasi dengan semangat Pertamina Go Digital bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam mendongkrak produksi migas. Hal ini terbukti dengan penambahan jumlah sumur baru setiap tahunnya.

Pada tahun 2021 saja tercatat jumlah sumur baru mencapai 131 sumur. Sedangkan akhir tahun 2022 jumlah sumur baru bertambah jadi 404 sumur. Ada penambahan sebanyak 273 sumur baru sejak alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PHR.

Teknologi kecerdasan buatan secara otomatis memilih sumur yang bisa diaktifkan lagi. Keberadaan teknologi memungkinkan untuk memdeteksi sumur yang sudah lama tidak produksi atau menganggur.

Namun bukan perkara mudah untuk mencari sumur yang dapat diaktifkan kembali di antara ribuan sumur tersebut. Apalagi tahun 2023 ditargetkan sumur baru bertambah jadi 500 sumur.

"Kan kita mesti memilih dari ribuan sumur, itu dibantu dengan teknologi AI. Kan tidak bisa kita pilih secara random karena tidak akan efektif penelusurannya," terang Manager Information Management and Data Analytic PHR, Ananta Dwi Bodhitama kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (18/10/2023).

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved