Korban Erupsi Marapi Dimakamkan

7 Sekawan Korban Erupsi Gunung Marapi Saling Berjuang Selamatkan Rekan-rekan

Tujuh sekawan asal Pekanbaru yang berombongan mendaki Gunung Merapi saling berupaya membantu untuk menyelamatkan rekan-rekan lainnya

Penulis: Alex | Editor: Nurul Qomariah
Tribunpekanbaru.com/Alexander
Pelepasan jenazah Wilki Saputra, korban meninggal bencana erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat, di rumah duka, Gang Minto Hardjo, Jalan Ikhlas, Kelurahan Pematang Kapau, Kulim. Wilki dimakamkan di TPU Sialang Bungkuk, Jalan Imam Munandar Pekanbaru, Rabu (6/12/2023). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tujuh sekawan asal Pekanbaru yang berombongan mendaki Gunung Merapi saling berupaya membantu untuk menyelamatkan rekan-rekan lainnya.

Kabar yang diperoleh keluarga dari korban meninggal, M Adan, Wilki Saputra mau pun Nazatra Adzin Mufadhal misalnya, mereka tidak ingin meninggalkan kawan-kawan yang kesulitan turun.

Tapi justru rela bertaruh nyawa dan memastikan kawan-kawannya bisa selamat terlebih dulu, dan pada akhirnya mereka justru tidak selamat.

Masing-masing keluarga mendapatkan cerita dari korban selamat, bahwa mereka berjuang membantu agar kawan-kawan lainnya bisa selamat.

Bahkan seperti diberitakan sebelumnya, M Adan sampai kedua kakinya patah saat berupaya membantu rekannya, sehingga ia sendiri kesulitan untuk menyelamatkan dirinya.

Demikian juga sosok Wilki, yang jenazahnya baru sampai pada Selasa (6/12/2023) dan dimakamkan pada pagi Selasa tersebut, juga diakui pihaknya keluarga, mendapatkan informasi kalau Wilki juga bwrupaya menyelamatkan kawan-kawannya terlebih dulu.

"Anak ini sosialnya tinggi, kalau dia egois, mungkin dia sudah turun duluan. Saya dapat kabar dari kawan-kawannya di sana, dia proritaskan kawan-kawannya yang di depan, yang kini dievakuasi selamat," kata abang sulung Wilki, Indra Gusriadi, usai pemakaman Wilki di TPU Sialang Bungkuk Jalan Imam Munandar Pekanbaru, Rabu (6/12/2023).

" Mereka kawan-kawan yang selamat, mungkin tidak tahu kalau yang berempat ini (M Adan, Wilki Saputra, Nazatra Adzin Mufadhal, dan Ilham Nanda Bintang) sudah tidak ada, karena mereka juga dalam keadaan kritis, terluka cukup parah," lanjutnya.

Indra juga menyebutkan, terakhir ia kontak dengan Wilki adalah pada hari Sabtu (2/12/2023).

Ketika itu Wilki menghubunginya melalui sambungan telepon sekitar pukul 11 siang, untuk meminta izin akan melakukan pendakian bersama kawan-kawannya yang datang dari Pekanbaru.

"Wilki anaknya selalu minta izin kepada keluarga, mau ke mana pun, tidak pernah tidak minta izin. Jam 11 Sabtu siang itu dia izin akan menanjak bersama kawan-kawannya. Kami tidak ada firasat apa-apa sama sekali," ulasnya.

Ditanya tentang sosok Wilki di mata keluarga, dikatakan Indra Wilki walau pun merupakan anak bungsu, namun ia anak yang mandiri sejak dulu, dan tidak menyusahkan orang lain.

"Dia anak paling bungsu, nakal, tapi nakalnya bukan yang menyusahkan orang lain, pandai bergaul dan tidak egois," imbuhnya.

Adanya sejumlah korban erupsi Gunung Merapi dari lokasi rumah yang berdekatan di Kecamatan Kulim Pekanbaru mulai terkuak.

Ternyata bukan hanya kebetulan, tapi memang di antara mereka merupakan sahabat dekat.

Informasi dari keluarga M Wilki Saputra, enam rekan Wilki tinggal di seputaran Kecamatan Kulim, sedangkan Wilki memantau ke Bukittinggi dan bekerja di sana.

Bukan kali pertama enam kawannya datang mengunjungi Wilki, tapi sebelumnya juga sudah pernah.

Bahkan sering juga Wilki minta dimasakkan ibunya, kemudian nanti akan dititip melalui enam kawannya yang akan berangkat ke Bukittinggi.

"Dia (Wilki) sering minta kirimin sambal sama ibunya. Nanti kawannya yang bawa ke Bukittinggi biasanya," kata abang sulung Wilki, Indra Gusriadi, usai pemakaman Wilki di TPU Sialang Bungkuk Jalan Imam Munandar Pekanbaru, Rabu (6/12/2023).

Dari 6 rekan Wilki, 3 orang dinyatakan selamat, salah satunya Aditya Sukirno Putra, yang saat ini masih dalam perawatan setelah menjalani operasi bagian tangan dan perut di Bukittinggi.

Sedangkan Wilki dan 3 orang lainnya dinyatakan meninggal dunia, yakni M Adan, Nazatra Adzin Mufadhal dan Ilham Nanda Bintang.

Camat Kecamatan Kulim, Raja Faisal yang hadir sejak di rumah duka hingga pemakaman juga menuturkan, pihaknya juga mendapat informasi bahwa ketujuh korban merupakan sahabat yang cukup dekat.

Namun ia tidak begitu banyak mendapatkan informasi lainnya tentang Wilki dan teman-temannya tersebut.

Sebelumnya, hujan yang mengguyur Kota Pekanbaru pada Rabu pagi mengiringi proses penyelenggaraan jenazah hingga pemakaman Muhammad Wilki Saputra.

Ia menjadi satu diantara korban erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat asal Pekanbaru.

Isak tangis mewarnai rumah duka di Gang Minto Hardjo, Jalan Ikhlas, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru.

Setelah dilepas dari rumah duka, jenazah Wilki kemudian disalatkan di Masjid Nurul Ikhlas, yang hanya beberapa puluh meter dari rumahnya.

Selanjutnya dibawa ke tempat peristirahatannya yang terakhir, yang dimakamkan di tempat pemakaman umum Sialang Bungkuk, Jalan Imam Munandar atau Harapan Raya Pekanbaru.

Isak tangis keluarga tak henti-hentinya saat melepas Wilki ke pemakamannya.

Walau dalam kondisi hujan, namun masyarakat dan rekan-rekan Wilki tampak tetap antusias untuk menyaksikan pemakaman tersebut hingga selesai.

Berbeda dengan rekan lainnya, Wilki bekerja di Bukittinggi sebagai kurir sparepart mobil tidak sama berangkat dengan teman lainnya dari Pekanbaru.

Diceritakan Abang kandung Wilki, Indra Gusriadi, pada hari Jumat teman-temannya mengajak Wilki untuk sama-sama mendaki mendaki Gunung Merapi.

( Tribunpekanbaru.com / Alexander )

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved