Gunung Marapi Erupsi
Cemas Menanti Kabar Anak Gadisnya yang Terjebak Erupsi Marapi, Sofinah: Ibu Udah Kayak Orang Stres
Sofinah mencari informasi sebisanya. Alhasil, ia mendapati Tita masuk ke dalam data pendaki dan disebutkan terjebak akibat erupsi, ia makin kalut
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
"Dia (Tita) mau mendaki, ya boleh. Dengan siapa ibuk tanya, dengan si A, si B, si C. Udah tahu ibuk orangnya. Makanya ibuk bolehin, teman-temannya itu dekat-dekat rumah semuanya," ujar Sofinah.
Pascakejadian ini, Sofinah mengaku berat mengizinkan Tita untuk mendaki gunung lagi.
"Dia (Tita) juga janji nggak akan mendaki lagi, cukup. Karena dari 5 orang (kelompoknya), cuma dia sama satu temannya yang selamat, udah trauma dia kayaknya," ucap Sofinah.
Diungkapkan Sofinah, Tita sempat pula bercerita tentang upayanya membantu seorang teman laki-lakinya sesama pendaki yang kakinya hampir putus saat kejadian erupsi.
Tita membantu mengikat kaki temannya itu agar darah tidak terus keluar.
"Katanya jan tinggalkan abang Tita (jangan tinggalkan abang Tita). Tita berpikir, jangan tinggalkan, berarti sama bunuh diri. Tidak bisa. Sementara Tita masih punya kesempatan (menyelamatkan diri). Kalau dia (teman Tita) itu, memang tidak bisa, tidak bisa, gimana lagi, sudah diikat kakinya sama Tita," tuturnya.
Kata Sofinah (sampai wawancara berlangsung, red), belum ada bantuan yang diterima dari pihak mana pun dalam rangka pengobatan anaknya.
Saat ia tiba di rumah sakit, ia ditanya oleh petugas bagaimana untuk penanganan medis Tita. Apakah dengan skema BPJS, atau umum.
"Ya karena Tita tidak ada BPJS, ya umum ajalah kata ibuk. Tapi konfirmasi selanjutnya ibuk tidak tahu. Kita kan masuk aja dulu, belum ada kasih duit apa-apa. Pokoknya anak ibuk diobat dulu, selamatkan anak ibuk sampai sehat. Biaya ibuk belum ada perhitungan apa-apa, tapi mendaftar awal umum," urainya.
Sofinah menyebut, mulai dari awal penanganan hingga beberapa hari berlalu, kondisi Tita berangsur membaik.
Ia menerangkan, sehari-hari Tita bekerja di tempat percetakan.
Tita bekerja di tempat usaha seorang rekan pendakinya, yang tak selamat dan meninggal dunia.
Seperti diketahui Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, meletus pada Minggu (3/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB kemarin.
Meletusnya gunung api berketinggian 2.891 mdpl ini ditandai dengan adanya muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah yang disertai suara gemuruh.
Total ada 75 orang pendaki yang terjebak saat kejadian erupsi. 29 orang diantaranya berasal dari Riau.
Dari 75 orang pendaki, 52 berhasil selamat. Sebagian ada yang masih dirawat karena mengalami luka-luka.
Sementara korban meninggal dunia total 23 orang.
Keseluruhan korban meninggal dievakuasi ke Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, untuk diidentifikasi.
Sesudah itu, diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
( Tribunpekanbaru.com / Rizky Armanda )
Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi Jelang Malam Ini, Abu Vulkanik Membumbung 500 Meter |
![]() |
---|
KISAH Gunung Marapi Sumbar Resmi Ditutup Permanen, Tak Ada lagi Pendakian, Gantinya Wisata Kemah |
![]() |
---|
Dentuman Keras Terdengar dari Gunung Marapi, Abu Vulkanik Membumbung Cendawan Raksasa |
![]() |
---|
LAGI, Aktivitas Gunung Marapi Sumbar Meningkat Hari Ini, Terjadi 5 Kali Letusan |
![]() |
---|
UPDATE Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Pos PGA Beberkan Informasi Penting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.