Berita Riau
Dewan Sarankan Ini Soal Kedatangan Imigran dari Rohingya di Riau
Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati khawatir bahwa para pengungsi Rohingya itu korban human trafficking atau perdagangan manusia.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: M Iqbal
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Warga di Provinsi Riau sempat digemparkan dengan kedatangan 13 pengungsi Rohingya yang sempat terlantar di pinggir Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru, informasi ini pun sempat viral di media sosial dan menjadi perhatian banyak pihak.
Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati menegaskan bahwa mempertanyakan asal para pengungsi tersebut dan tidak langsung menerimanya bukan berarti Pekanbaru tak memiliki rasa kemanusiaan.
Mengingat Provinsi Riau berbatasan langsung dengan banyak negara terutama Malaysia dan Singapura, Ade khawatir bahwa para pengungsi Rohingya itu korban human trafficking atau perdagangan manusia.
"Jangan-jangan mereka korban trafficking? Karena Riau ini 'kan biasanya dijadikan tempat transit untuk trafficking,"ujar Ade Hartati, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: Siap-siap, 3 Provinsi Ini Disiapkan untuk Tampung Pengungsi Rohingya, Mahfud MD: Demi Kemanusiaan
Baca juga: Kota Pekanbaru Bukan Tempat yang Cocok untuk Penempatan Sementara Pengungsi Luar Negeri
Politisi PAN ini meminta United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi menjelaskan persoalan ini terlebih dahulu.
"UNHCR itu harus mendudukkan secara jelas terlebih dahulu apa posisi Indonesia di mata Rohingya? Apakah negara untuk mencari suaka, transit, atau apa? Nanti kalau kita tolak dikira tidak berperikemanusiaan, padahal bukan soal itu," ujarnya.
Ade menjelaskan bahwa kedatangan pengungsi yang tidak terkoordinasi dengan baik bisa mendatang masalah sosial.
"Nanti kalau kita tolak dikira tidak berperikemanusiaan, padahal bukan soal itu. Ini tentu akan menjadi persoalan sosial yang tidak akan bisa diselesaikan pemerintah daerah. Mereka (pengungsi) tidak punya tempat tinggal, tidak punya pekerjaan, lalu anak-anak mereka bagaimana?"ujarnya.
Tak hanya UNHCR, International Organization for Migration (IOM) atau Organisasi Internasional untuk Migrasi sebagai lembaga yang bertugas mengawasi para pengungsi di dunia juga diminta Ade jangan lepas tangan begitu saja.
"IOM juga, karena pengawasan 'kan di mereka gitu. Mereka datang sampai ke sini siapa yang bawa? Itu harus jadi pertanyaannya. Apakah mereka korban trafficking? Atau ada sindikat yang bawa atau bagaimana? Ini harus ada yang bertanggungjawab terutama UNHCR dan IOM,"jelasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution)
Pulau Rupat, Istana Siak, dan Muara Takus Diusulkan Jadi KSPN, Pesona Riau Siap Mendunia |
![]() |
---|
Mengejutkan, Ketua PDK Kosgoro 1957 Riau Ditunjuk Jadi Direktur PT SPR |
![]() |
---|
Masyarakat Desak BPN Hentikan Perpanjangan HGU di Kuansing, Ini Alasannya |
![]() |
---|
JPU Susun Dakwaan Eks Anggota DPRD Bengkalis, Buronan Korupsi 6 Tahun yang Kini Ditangkap |
![]() |
---|
Dukung Program 3 Juta Rumah, Riau Siap Bangun Hunian untuk Warga Tak Mampu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.