Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Berita Luar Negeri

Dituding Kerja Sama Militer Dengan Korut, Rusia Sebut AS Penyebar Hoaks

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan tudingan itu dihembuskan AS agar Korea Selatan memihaknya dalam perang melawan Ukraina.

Pavel Golovkin, Eric BARADAT / AFP / POOL
Dituding Kerja Sama Militer Dengan Korut, Rusia Sebut AS Penyebar Hoaks 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Rusia membantah tudingan Amerika Serika (AS) yang menyebut Kremlin menjalin kerja sama teknis militer dengan Korea Utara.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan tudingan itu dihembuskan AS agar Korea Selatan memihaknya dalam perang melawan Ukraina.

Zakharova mencatat bahwa para pejabat militer Korea Selatan mulai berbicara tentang bantuan militer ke Kiev tepat setelah rumor tentang kerja sama antara Moskow dan Pyongyang muncul.

Dia mengatakan AS menyebarkan gosip untuk mencari sumber tambahan untuk mengisi ulang gudang senjata Ukraina dan untuk mengembangkan infrastruktur militer di kawasan Asia-Pasifik.

“Rusia mempunyai hak untuk mengembangkan hubungan persahabatan dengan Korea Utara. Kerja sama dengan negara ini memiliki akar sejarah yang panjang, tidak mengancam keamanan negara tetangga dan telah teruji oleh waktu,” ujarnya.

Beralih ke rencana NATO untuk mengadakan latihan militer skala besar, Steadfast Defender 2024, di dekat perbatasan Rusia, Zakharova mengecamnya sebagai “provokatif.”

“Langkah ini sengaja ditujukan untuk memperburuk situasi dan meningkatkan risiko insiden militer dan, sebagai akibatnya, dapat menimbulkan konsekuensi yang tragis bagi Eropa,” dia memperingatkan.

Selama berbulan-bulan, kelompok pasukan berkekuatan 90.000 orang dari 31 negara anggota NATO dan Swedia akan tinggal di dekat perbatasan Rusia di wilayah mulai dari Norwegia hingga Rumania, katanya.

“Pihak Rusia tidak memiliki rencana untuk menyerang negara-negara NATO,” katanya.

Zakharova juga mengkritik aksesi Swedia ke NATO, yang mungkin akan segera terjadi, dan mengatakan hal itu akan menimbulkan "efek yang sangat negatif" terhadap stabilitas di Eropa Utara dan kawasan Baltik.

“Meninggalkan kebijakan non-blok militer yang sudah lama ada dan bergabung dengan blok yang terang-terangan memusuhi Rusia sepertinya tidak akan memperkuat rasa aman di kalangan rakyat biasa Swedia,” katanya.

Rusia akan mengambil langkah-langkah respons sehubungan dengan aksesi Swedia terhadap risiko NATO, langkah-langkah konkritnya akan ditentukan tergantung pada sistem NATO apa yang akan dikerahkan di Swedia, katanya.

Pada hari Kamis, undang-undang yang disahkan oleh Parlemen Turki yang menyetujui keanggotaan Swedia di NATO diterbitkan dalam Berita Resmi Türkiye , yang menyelesaikan ratifikasinya.

Penerimaan anggota baru memerlukan dukungan bulat dari seluruh anggota NATO, dan Hongaria kini menjadi satu-satunya sekutu yang belum meratifikasi aksesi Swedia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved