Bahasa Gaul

Apa Itu Catcalling dalam Bahasa Gaul?

Untuk itu, bagi yang masih belum paham apa itu catcalling atau catcalling artinya dalam bahasa gaul, akan dijawab disini arti kata catcalling.

pexels
Ilustrasi - Inilah arti Catcalling dalam Bahasa Gaul 

TRIBUNPEKANBARU.COM  - Taukah anda catcalling apa artinya dalam bahasa gaul?

Apa itu catcalling dalam bahasa gaul, belakangan banyak menjadi pertanyaan bagi kalangan pengguna media sosial.

Hal itu tak terlepas dari viral dan hitsnya kata catcalling di berbagai media sosial.

Istilah catcalling belakangan banyak berseliweran di media sosial.

Membuat kata tersebut semakin ramai dipertanyakan, khususnya bagi mereka yang tak tau apa arti kata catcalling.

Kata catcalling kini telah menjadi bahasa gaul anak muda.

Untuk itu, bagi yang masih belum paham apa itu catcalling atau catcalling artinya dalam bahasa gaul, akan dijawab disini arti kata catcalling.

Berikut arti istilah viral catcalling.

Kata tersebut ternyata merujuk pada sebuah pelecehan loh.

Netizen jangan sembarangan melakukan catcalling ya kepada orang lain.

Banyak yang berpendapat bahwa catcalling merupakan salah satu bentuk kekerasan atau pelecehan seksual pada seseorang.

Melansir dari laman Regain, catcalling adalah sebuah ucapan yang disampaikan oleh pria kepada wanita dengan kata-kata yang dianggap memuji tubuh wanita.

Catcalling ini dikatakan juga sama dengan kekerasan seksual yang ditujukan pada wanita dengan verbal atau kekerasan psikis.

Reaksi terhadap catcalling beragam, tetapi itu bukan kebiasaan positif untuk berpartisipasi di dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ada kejadian catcalling, itu mungkin membuat mereka sangat tidak nyaman.

Bahkan hal itu adalah bentuk pelecehan seksual secara verbal, terlepas dari niat atau tanggapan yang sebenarnya.

Catcalling terbagi menjadi dua jenis, yaitu wolf whistling dan shouted compliments.

Kegiatan buruk ini seringkali menimpa wanita yang dilakukan seseorang dengan menunjukkan penampilan fisiknya.

Catcalling tidak harus menggunakan bahasa yang kasar atau kasar untuk dianggap cabul atau menyinggung.

Ini sering bersifat fisik atau seksual dan lebih sering digunakan ketika laki-laki berpasangan atau berkelompok, daripada ketika mereka sendirian.

Sebetulnya, catcalling tidak hanya dilakukan oleh laki-laki kepada wanita saja.

Setiap orang dapat melakukannya, namun memang banyak kasus catcalling dikaitkan dengan aksi para laki-laki.

Catcalling merupakan bentuk pelecehan seksual di ruang publik, biasanya dilakukan di jalanan atau fasilitas umum lainnya.

Dalam beberapa kasus pelecehan verbal, pakaian atau penampilan korban, kerap dijadikan alasan.

Pada kasus catcalling yang dialami korban, yang mayoritas perempuan, dipandang sebagai objek seksual.

Nah itulah arti kata catcalling yang sedang viral dibicarakan masyarakat di media sosial.

Tips Menghadapi Para Pelaku Catcalling

1. Lakukan Kontak Mata

Korban diimbau bersikap tegas bila mengalami catcalling.

Beranikan diri melakukan kontak mata agar nyali catcaller menjadi ciut.

Hal itu disampaikan oleh pendiri organisasi Stop Street Harassment sekaligus penulis buku “Stop Street Harassment Making Public Places Safe dan Welcoming For Woman”, Holly Kearl.

2. Jangan Mengumpat

Hindari berkata kasar atau mengumpat ketika mengalami catcalling.

Menurut Holly Karl, hal itu hanya akan memicu amarah catcaller.

Kondisi itu memungkinkan catcaller melakukan kekerasan pada korban.

Tetapi reaksi seperti ini justru lebih sering membuat para catcaller bertambah marah hingga bisa saja melakukan kekerasan terhadap korbannya," ujar Holly Karl.

3. Berani Menegur Pelaku

Korban diminta agar tak takut ketika mengalami catcalling. Korban bahkan diimbau untuk berani menegur catcaller.

Imbauan itu disampaikan oleh pendiri SAFETEEN, organisasi pendidikan dan pencegahan kekerasan berbasis di Vancouver, Anita Roberts.

4. Terus Berjalan

Tak terkecoh dan terus berjalan juga merupakan salah satu tips menghadapi catcaller.

Manajer pendidikan lembaga kekerasan seksual di Waterloo, TK Pritchard menyarankan hal tersebut.

Tips itu dapat digunakan bila korban tak memiliki nyali untuk menegur. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved