3 Dosen Jadi Aktor di Film Dirty Vote, Cak Imin Yakin Mereka Berintegritas dan Independen
Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar, meyakini 3 dosen di film dokumenter Dirty Vote, adalah orang-orang yang berintegritas dan independen.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hadirnya film dokumenter Dirty Vote, membuat jagad politik Indonesia heboh seketika.
Bagaimana tidak, di masa tenang pemilu 2024, film itu muncul dan mengejutkan.
Film itu merangkum dugaan kecurangan pada proses pemilu 2024 ini.
Ketua Umum DPP PKB yang juga cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, meyakini tiga dosen yang ada di film dokumenter Dirty Vote, adalah orang-orang yang berintegritas dan independen.
Hal itu dissmpaikan Cak Imin, usai berziarah ke makam KH. Abdul Wahab Hasbullah, di Jombang, Jawa Timur, Senin (12/2/2024).
"Bahwa orang-orang yang berintegritas kayak Bivitri, Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, itu orang-orang yang berintegritas, saya kira independen. Tidak di pihak manapun," kata Cak Imin.
Ada pun, ketiga akademisi dalam film tersebut adalah Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari dan Bivitri Susanti.
Film tersebut mengungkapkan berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu, sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.
"Secara alur saya sudah melihat (film Dirty Vote). Insyaallah ini momentum pembelajaran pemilu tahun ini. Makanya saya sangat mendukung film ini," ucap Cak Imin.
Lebih lanjut, Cak Imin mengapresiasi hadirnya film dokumenter tersebut.
Menurutnya, film ini menggabungkan unsur akademik, etik, dan moral.
"Kayak film hiburan, ini menarik sekali lah.harus jadi pelajaran semua. Kalau bikin film mencerdaskan, sangat sangat laku ternyata," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, menyongsong tiga hari lagi pemilihan pada 14 Februari, koalisi masyarakat sipil merilis film dokumenter tentang desain kecurangan pemilu.
Dokumenter berjudul “Dirty Vote” tayang hari ini mengambil momentum 11.11, yaitu tanggal 11 Februari bertepatan hari pertama masa tenang pemilu dan disiarkan pukul 11.00 WIB di kanal YouTube.
Dirty Vote persisnya dokumenter eksplanatori yang disampaikan oleh tiga ahli hukum tata negara yang membintangi film ini.
Mereka adalah Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi.
Penggunaan kekuasaan yang kuat dengan infrastruktur yang mumpuni, tanpa malu-malu dipertontonkan secara telanjang di hadapan rakyat demi mempertahankan status quo.
Tentu saja penjelasan ketiga ahli hukum ini berpijak atas sejumlah fakta dan data.
Bentuk-bentuk kecurangannya diurai dengan analisa hukum tata negara.
Sederhananya menurut Bivitri Susanti, film ini sebuah rekaman sejarah tentang rusaknya demokrasi negara ini pada suatu saat, di mana kekuasaan disalahgunakan secara begitu terbuka oleh orang-orang yang dipilih melalui demokrasi itu sendiri.
“Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi. Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis,” kata Bivitri dalam keterangannya, Minggu (11/2/2024).
(TRIBUNNEWS.COM)
| 'Gawat Gawat, Ini Harus Dicek', Menteri Cak Imin Kaget Dengar Kabar Banyak Wanita PSK di IKN |   | 
|---|
| KPK Sebut Kebijakan Walikota Depok Supian Suri soal Mobdin Berpotensi Membuka Celah Pidana Korupsi |   | 
|---|
| Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 3 Halaman 122 Kurikulum Merdeka Kata Kunci di Mesin Pencari |   | 
|---|
| 33 Kunci Jawaban Soal Ujian Mandiri UM PTN 2024/2025, Simak untuk Persiapan Lulus PTN Impian |   | 
|---|
| Kunci Jawaban Aktivitasku Halaman 113 PAI Kelas 6 SD MI Kurikulum Merdeka |   | 
|---|

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.