Meraup Cuan dari Budidaya Maggot, Pakan Ternak yang Bergizi
banyak riset yang menyebut kasgot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung unsur nitrogen yang tinggi dan baik untuk meningkatkan ke
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
“Success is not final, failure is not fatal: it is the courage to continue that counts,” Winston Churchill
TRIBUNPEKANBARU.COM - Yuliana antusias memperlihatkan hewan ternaknya di Jalan Karya Bersama Kota Pekanbaru pada Kamis (18/4/2024) siang. Bagi sebagian orang, barangkali ternak Yuliana ini agak menggelikan.
Bentuknya mirip ulat. Berbuku dan berwarna coklat. Jumlahnya sangat banyak, bisa mencapai ribuan. Sekali genggam, ratusan ulat sepanjang 0,3 cm sampai 1,5 cm itu bergerak tak henti.
Akan tetapi, banyak riset yang mengatakan hewan ternak ini memiliki kandungan protein yang tinggi bila dijadikan pakan ternak lainnya.
Kandungan proteinnnya berkisar 41 hingga 42 persen protein kasar dalam bentuk kering. Sementara jika dibandingkan dengan kandungan protein dalam pakan ikan umumnya berkisar antara 20 hingga 40 persen.
Lalu kandungan lemaknya juga tinggi, mencapai 5,9 persen yang sangat berguna bagi pertumbuhan hewan ternak.
Hewan tersebut adalah Maggot, sejenis larva dari lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF).
Yuliana memulai budidaya Maggot pada tahun 2018. Ide tersebut muncul tidak terduga saat Ia bersama suami mudik ke Pulau Jawa.
"Saat itu, saya melihat ada keluarga di sana membudidayakan maggot ini. Dia bilang maggot sangat bagus untuk pakan ternak. Nah, kebetulan saat itu kami punya beberapa hewan ternak seperti ayam dan bebek. Kami berpikir bagaimana kalau maggot ini dibudidayakan di Pekanbaru untuk hewan ternak kami. Lumayan juga untuk menekan biaya pakan yang setiap harinya mencapai Rp 50 ribu," terang Yuliana kepada tribunpekanbaru.com.
Sepulang dari Pulau Jawa, Yuliana dengan suami mencoba mengembangkan maggot. Bak pepatah yang mengatakan sesuatu itu butuh proses, Dia mengalami beberapa kali kegagalan.
Kurang lebih 10 bulan proses pengembangan maggot yang dilakukan Yuliana gagal. Banyak maggot yang mati karena penanganan yang kurang tepat.
Meski begitu, Yuliana tetap istiqomah. Pelajaran dari kegagalan yang dialami Ia catat dan diperbaiki.
Hingga lambat laun titik cerah itu mulai terlihat. Beberapa maggot Yuliana tumbuh baik dan siap panen setelah dikembangkan selama 15 sampai 19 hari.
"Setelah itu, banyak tetangga yang datang dan melihat maggot ini. Mereka heran apa benar ulat ini bisa dijadikan pakan ternak dan bahkan lebih bagus daripada pakan lainnya. Kami sudah membuktikannya, ayam dan bebek kami tubuhnya lebih besar dan lebih kuat. Begitu juga dengan beberapa tanaman pisang kami yang menggunakan pupuk dari kotoran maggot atau kasgot tumbuh lebih baik dan berbuah lebat," papar Dia.
Sebagai informasi, banyak riset yang menyebut kasgot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik karena mengandung unsur nitrogen yang tinggi dan baik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
| Lewat Program BRI Peduli, Desa BRILiaN Empang Baru Siak Terima Bantuan Rp 300 Juta |
|
|---|
| Vice President BRI Regional 2 Pekanbaru Kupas Tantangan dalam Mengelola Keuangan Anak Muda |
|
|---|
| Peringati Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan |
|
|---|
| Hari Sungai Sedunia: BRI Peduli Gaungkan Aksi Jaga Sungai untuk Bumi |
|
|---|
| Video: Tampang Praka S, Oknum TNI yang Ngamuk Lepas Tembakan Senapan Serbu di Kantor Bank BRI Sulsel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/Pembudidaya-Maggot.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.